Target Singapura 17 juta, Indonesia ...?

Oleh Harmanto
Itulah berita yang menarik dari harian Kompas tanggal 31 Maret 2008 di halaman 38 mengenai target wisatawan yang diharapkan berkunjung ke Singapura.
Menariknya lagi wisatawan Indonesia saat ini menempati urutan pertama dari jumlah wisatawan yang ke Singapura walaupun sekarang ada orang kita yang mulai diawasi seperti yang terjadi pada pengacara Top beberapa saat lalu dan juga dialami teman saya beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Singapura .. Kalau Singapura mentargetkan 17 juta wisatawan ditahun 2015, ternyata Malaysia lebih banyak lagi, sekitar 25 juta wisatawan ditahun 2008 ... membandingkan dengan target Indonesia sungguh ironi sekali. Apa yang dilihat di Singapura itu ya sebagian besar sama dengan apa yang bisa kita lihat di Jakarta, tapi kalau baca data dari Kompas ternyata devisa dari wisata di Singapura tahun 2004 mencapai US$ 10 Milyard dari sekitar 8juta wisatawan sungguh jumlah yang besar sekali. Setahu saya saat pertama kali ke Singapura tahun 1982 sampai sekarang sudah berkali-kali kesana ya rasanya gitu- gitu saja, di Sentosa ya meh podo dengan Ancol malah Ancol Sea world nya lebih besar dan duluan, hotelnya biasa tur mahal banget. Apa sih yang kurang dari Indonesia sehingga wisatawan asing jarang mau datang kecuali ketempat tertentu?, waktu bicara dengan orang travel di Solo mereka mengeluh bahwa Solo hanya digunakan sebagai tempat persinggahan dan tujuan utama tetap ke Yogya, apa sih yang kurang di Solo?. saya pernah ikut tour di Penang tahun 1995, sebetulnya sih saat itu iseng saja karena ada waktu kosong ... lho lho kami dibawa ketempat pembuatan batik, tempatnya ya nggak besar tapi sang pemandu wisata dengan bangga memberitahu bahwa ini cara pembuatan batik, khas Malaysia .. hehehe kalau cuma seperti itu sih di Ngasem Yogya ya akeh mas, ternyata klaim bahwa batik dari Malaysia itu sudah dikampanyekan secara terus menerus, jangan salah ya di Myanmar juga banyak batik dibuat dengan motif wayang .. yang buat ya orang Jawa bekas tawanan perang dulu, nah kalau Myanmar bilang batik itu punya mereka artinya ada 2 negara saingan kita rebutan klaim batik berasal dari mana ... Lalu kami dibawa kesatu tempat minum, kedai kecil dipinggir kebon, ditengah kedai ada satu pohon karet lagi diambil getahnya, lalu dengan bangga sang pemandu bilang inilah pohon karet dan bagaiman cara mengambil getahnya sehingga menjadi hasil andalan Malaysia .. wah kalau pohon karet saja di Indonesia ya banyak sampai bosan ngelihatnya .. Berikutnya bus yang kami tumpangi berhenti sejenak ditengah jalan dan para penumpang disuruh turun lihat rumah panggung penduduk setempat .. wallah ini sih di Sumatra akeh banget mas, gak usah jauh jauh kesini, lha wong aku ki kecilnya ya di Sumatra jeee. Mereka bisa mengemas ini dengan cantik sekali, padahal itu yang kita lihat sehari-hari, gimana kalau kita mulai dengan paket kunjungan ke usaha-usaha kita, bekerjasama dengan teman-teman yang unik usahanya serta pihak travel ... sekarang yang lagi “in” itu wisatawan Malaysia pingin tahu dengan Spa .. Sekaten sebetulnya bisa dikemas dengan baik, diperkenalkan secara khusus dan tampilkan dengan gambar serta video di internet pasti membawa nuansa beda .. wedangan bisa menjadi suasana eksotis bagi wisatawan, sekarang rasanya yang menikmati wedangan ya cuma kita saja .. kalau di Kuala Lumpur ada suatu tempat yang menarik buat menikmati Teh Tarik dimalam hari sambil santai dialam terbuka kenapa kita tidak bisa ... mungkin sudah banyak tempat tersebut tetapi ya kita hanya sekedar tahu saja tanpa berusaha meng-ekspose nya. Kalau mereka punya keterbatasan kan kita bisa menjembatani .. contohnya Rumah Usaha yang mengumpulkan kegiatan usaha dalam satu komuniti. Jangan heran kalau kita lihat kartu telepon di Malaysia menggunakan gambar wayang dan minggu lalu saya dapat oleh-oleh dari Malaysia , gantungan kunci, eh bermotif keris dan buatan China lagi ... jadi kalau tertanam dalam pikiran wisatawan yang berkunjung ke Malaysia bahwa wayang dan keris itu budaya Malaysia ya yang harus disalahkan itu kita sendiri. Wayang dianggap kuno, keris dianggap mistis wah kacau ... coba ada gantungan keris bermotif Nagasasra atau Sabuk Inten kan ciamik ya. Intinya tanamkan kesan kepada semua orang mengenai apa yang kita punya secara terus-menerus sampai kalau orang memerlukan sesuatu itu langsung ingat produk atau jasa yang kita tawarkan. Kadang yang menjadi kendala kita adalah “cukup puas” dengan keadaan usaha sekarang, di Yogya yang relatif tidak ramai saja kadang dari Maguwo ke JokTeng sudah dianggap jauh ... lha naik motor paling berapa menit sih, kalau tempat usaha kita cukup puas dengan mung cedak omah ya rejekinya nanti sebanding dengan jarak ..

Tidak ada komentar:

Silahkan isi komentar ...

Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.