FORUM WEDANGAN RAMADHAN KELILING 2011 #3 & #4
Semangat Socialpreneurship Bergelora di Solo dan Salatiga

Setelah sukses menyapa komunitas di Tembi Rumah Budaya, Jogjakarta pada Rabu (10/08) pukul 15.00, keesokan harinya di Kamis (11/8) Forum Wedangan bergerak menyapa para kerabat komunitas yang ada di Solo dan Salatiga. Jagongan sambil berbagi ilmu dan pengalaman ini diadakan di Solo Business School, Makamhaji-Kartasura pada pukul 10.00-12.00 kemudian berlanjut menuju Padepokan Lebah Putih, Salatiga untuk jagongan sembari “ngabuburit”.

Melalui tema “Socialpreneur Berbasis Kearifan Lokal”, Forum Wedangan di Solo menghadirkan tokoh-tokoh spesial di antaranya Bang Idin yang merupakan aktivis pelestarian lingkungan Kali Pesanggrahan di selatan Jakarta sekaligus pegiat kewirausahaan sosial melalui Komunitas Sangga Buana-nya, Liliek Setiawan (figur socialpreneur dari Solo), Hikmat Kurnia dari Kelompok Agromedia Pustaka, dan Sandiaga S. Uno.

Liliek Setiawan membuka acara ini dengan memutarkan video kerusuhan di Inggris yang baru saja terjadi. Video yang memaparkan kerusuhan akibat kesenjangan sosial ekonomi ini membawa pesan bahwa seorang socialpreneur harus bisa menciptakan rasa aman dan keadilan melalui kearifan lokal mereka. Inilah yang menjadi PR bagi para socialpreneur di Indonesia agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari.

Bang Idin yang merupakan penggagas sekaligus pengelola pelestarian alam seluas 120 hektar ini pun mengatakan hal serupa. “Seharusnya orang-orang tak hanya berpikir menjadi jawara dalam kehidupannya sendiri, yaitu mengalahkan musuh atau menjadi cendekiawan, tetapi seharusnya bisa memahami bagaimana bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.

Forum di Solo adalah sebuah forum yang benar-benar sebuah “pengajian”. Audiens dibuat khidmat mendengarkan apa yang disampaikan oleh tokoh yang berbicara di depan. Hikmat Kurnia yang berbicara selanjuutnya juga menambahkan filosofi dasar ketika dirinya membuat penerbitan. “Semakin banyak orang membuat buku, semakin banyak orang membaca, dengan itu minat baca juga akan bergerak,” tuturnya dengan sederhana.

Keseriusan forum mendadak berubah ketika Sandiaga Uno yang konsisten tampil dengan baju koko sedari forum sebelumnya di Jogjakarta, mencoba di tempat sandal kulit buatan perajin kulit di Kampung Gandekan yang dibawa oleh Liliek. Bak peragawan, Sandiaga yang minta izin ke host iLik sAs untuk turun panggung dan berjalan layaknya seorang peragawan memeragakan busana. Hadirin sontak bertepuk riuh. Dari situlah, Sandiaga kemudian berbagi bagaimana pentingnya seorang wirausaha sosial hadir sebagai  solusi dari masalah sosial yang timbul.  

Seusai dari Solo, perjalanan pun berlanjut menyapa para tamu di Salatiga. Bertempat di kediaman Septi Peni Wulandani (Wakil Ketua AKSI Indonesia dan Founder Komunitas Bunda Profesional) di Padepokan Lebah Putih sejak pukul 15.00, Forum Wedangan berlangsung dengan meriah. Acara yang bertema “Kembali ke Desa, Membangun Komunitas Desa” ini dibuka dengan pertunjukan musik sampah dari Cycle Solo.

Oleh kerabat komunitas dari Jarimatika dan Bunda Profesional, Padepokan Lebah Putih yang sehari-harinya adalah taman kanak-kanak itu disulap layaknya pasar kaget. Gubuk makanan ditata mengitari lapangan rumput bersama dengan deretan meja yang mengusung berbagai kreativitas karya komunitas di Salatiga. Ada permainan edukatif yang menjadi langganan dari Jarimatika, sabun susu dari komunitas Gapoktan Banyu Aji Getasan, olahan empon-empon dari Tengaran, hingga kerajinan konveksi busana muslimah dari setempat. Intinya, meriah!

Pada acara yang berlangsung hingga beduk Maghrib tiba ini hadir sebagai tamu inspiratif yaitu Septi Peni Wulandani yang juga sebagai tuan rumah, Bang Idin, Hikmat Kurnia, serta Ida P. Lunardi dari Bank Sahabat. Mereka berbincang mengenai semangat kembali ke “desa” untuk membawa perubahan berbasis komunitas di kampung halaman.

Septi Peni Wulandani sendiri pun berharap bahwa ibu-ibu rumah tangga bisa membangun komunitas yang positif, di antaranya menjadi ibu-ibu profesional yang mandiri secara finansial namun tetap menjalankan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh anak dengan baik. Tak jauh dari itu, Hikmat Kurnia mengatakan bahwa modal membangun komunitas tidak hanya berupa uang, tetapi modal gratis yang bersumber dari dalam diri yaitu kreativitas.

Acara yang berlangsung secara guyub di tengah pekarangan ini pun selesai ketika adzan maghrib berkumandang. Kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Inilah akhir dari perjalanan selama tiga hari berturut dari kegiatan Forum Wedangan Ramadhan Keliling 2011. Bersyukur seluruh rangkaian kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses menjadi sebuah konektor antarkomunitas. Forum ini juga akan menyambangi Jepara sebagai penutup silaturahmi Ramadhan yang unik, reflektif, dan rekreatif ini. Tunggu kami di Jepara!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.