Social Innovation Pitch 2013 Sambangi Jawa Tengah

Kegiatan inkubasi inovasi sosial kaum muda Indonesia, Social Innovation Pitch 2013 menyambangi AKSI Jawa Tengah dan Universitas Stikubank. Kegiatan diselenggarakan di Ruang Seminar D.6 Kampus Unisbank Kendeng pada Jumat (5/7) yang lalu menghadirkan Adinindyah dan Dita Adi Saputra, dua inovator sosial yang berasal dari Yogyakarta. Kegiatan yang turut didukung oleh Jaringan RumahUSAHA ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sosialisasi kepada kaum muda di luar Jakarta mengenai kompetisi yang akan berpuncak pada bulan September 2013 tersebut.

Bagi seorang Adinindyah, kain lurik yang pada beberapa tahun lalu sudah ditinggalkan oleh masyarakat Jawa adalah sebuah kekayaan yang harus dipreservasi. Pelestarian tersebut tidak dapat dilepaskan dari usaha sebagian kecil bangsa ini untuk melestarikan kekayaan kain tenun Nusantara yang jumlahnya ribuan motif. Kain yang menjadi sebuah penanda dari sebuah komunitas tersebut membentang dari ujung Nangroe Aceh Darussalam hingga bumi Cenderawasih di ujung timur. Tetapi, laiknya sebuah perjalanan budaya dan mode, kain ini mulai banyak ditinggalkan karena berbagai macam alasan. Inilah yang membuat Adinindyah bersama delapan temannya mendirikan sebuah komunitas bernama Lawe yang memberdayakan perempuan di seputar Yogyakarta untuk membuat kreativitas berbahan dasar kain lurik.

Setali tiga uang dengan Adinindyah, Dita Adi Saputra juga memandang ada potensi lainnya di balik onggokan sampah buah di pasar dan komunitas petani salak Si Cantik di Turi, Sleman. Onggokan buah yang tadinya dianggap musuh lingkungan karena statusnya berupa sampah kemudian diubah oleh lulusan Teknik Kimia UGM tersebut menjadi etanol yang bermanfaat luas. Inovasi ini kemudian dinamakannya sebagai Fruitanol dengan bahan baku khas yaitu sampah dari buah-buahan. Bila sampah hampir tidak memiliki nilai ekonomi sama sekali, ketika telah menjadi Fruitanol memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Fruitanol dapat digunakan sebagai bahan spiritus hingga menjadi bahan bakar nabati (BBN) berjenis etanol yang dipercaya mampu menggantikan konsumsi premium.

Kedua inovator tersebut dihadirkan oleh Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) dalam rangkaian sosialisasi dan diskusi Laga Pembaruan Sosial Kaum Muda Inodnesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari Social Innovation Pitch 2013. Social Innovation Pitch 2013 adalah kegiatan inkubasi dan penyerapan berbagai inovasi sosial yang dilakukan kaum muda Indonesia. Kegiatan ini diinisiasi oleh AKSI sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan vibrasi kewirausahaan sosial di kalangan muda Indonesia sekaligus untuk memetakan potensi yang lebih besar dan luas. “Kami meyakini jika potensi inovasi sosial ini terserak di berbagai daerah, bukan hanya dimonopoli Jakarta saja,” tutur Sekretaris Eksekutif AKSI, Wahyu Indriyo yang juga menjadi pemandu pada diskusi siang tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Stikubank, Dr. Bambang Suko Priyono, pada sambutan yang disampaikan tanpa teks menyambut baik kegiatan tersebut. Terlebih lagi, Universitas Stikubank mendapat kehormatan menjadi lokasi sosialisasi di Semarang. “Ini merupakan salah satu implementasi idealisme kami menjadi entrepreneurial university di Jawa Tengah,” tuturnya. Bambang Suko menambahkan jika Universitas Stikubank telah bekerjasama secara resmi bersama dengan Unika Atmajaya Jakarta untuk mendukung kegiatan vibrasi kewirausahaan sosial bersama dengan AKSI. Pada kesempatan yang sama, Bambang Suko juga menawarkan kepada mahasiswa yang hadir untuk mengirimkan proposal inovasi sosial yang akan didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Grand Challenges. “Kesempatan terbuka luas, saat ini tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” sambungnya disambut tepuk tangan hadirin.
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.