SARASEHAN PAMERAN LUKISAN ARSITEKSTUR KOTA
SENJA Mari Melukis Sampai Tua!

Jumat (27/6) malam, suasana Warung Wedangan mendadak penuh dengan kehadiran sosok-sosok yang kerap kali menghiasi halam surat kabar sebagia figur publik. Hadir di antaranya adalah Prof. Ir. Eko Budihardjo, mantan rektor Undip yang juga budayawan, kemudian Prof. Ir Totok Roesmanto, guru besar Arsitektur Undip yang juga pengasuh kolom arsitektur di Suara Merdeka, lalu ada beberapa pengusaha seperti Ir. Djoeachir dan Ir. Solichedi yang juga Ketua Kadin Provinsi Jawa Tengah. Hadir juga pelukis kenamaan, Agus Sudarto dan Atie Krisna.

Mereka hadir malam itu memenuhi undangan dari sebuah komunitas seni unik yang baru saja lahir di Semarang, CATS. CATS adalah kependekan dari ‘C’omunitas Arsitek Toewa Semarang yang lahir untuk mewadahi aktivitas melukis dari arsitek-arsitek senior yang saat ini tengah menapaki relung-relung senja dalam pusaran kehidupan. Sarasehan malam itu dimoderatori oleh Ir. Bambang Supriyadi, salah seorang pegiat CATS dengan pembicara antara lain Ir. Dharmawan, Ir. Solichedi, Agus Sudarto, dan Triyanto Triwikromo. Bambang Supriyadi yang akrab dipanggil Pipiek ini mengungkapkan sarasehan ini adalah sebuah ajang temu kangen yang kumpul-kumpul sesama rekan untuk mempersiapkan diri menuju pameran lukisan perdana CATS, Arsitekstur Kota Senja yang akan diselenggarakan di Gedung BI Lantai VIII pada 2 – 4 Juli 2008. “CATS ini hadir untuk memperpanjang umur kita-kita,” demikian Ir. Dharmawan yang malam itu didaulat untuk naik panggung sebagai perwakilan dari CATS. Maklum, usia mereka rata-rata sudah menginjak ke angka 45 tahun ke atas. Tak pelak, sebagian dari anggota CATS saat ini juga telah memasuki masa pensiun dengan berbagai deretan jabatan yang cukup strategis pada zamannya. Goresan mereka sebagai seorang arsitek tentu saja tidak dapat tertinggal dalam setiap goresan lukisan yang mereka hasilkan. Biarpun secara teori berbeda, goresan-goresan mereka terkesan sangat “terdidik”. “Mereka ini perlu dimaklumi dalam segala hal, karena pada hakikatnya mereka tetap arsitek,” ucap Agus Sudarto, pelukis kenamaan yang menjadi mentor bagi 30-an arsitek di CATS ini yang kemudian disambung dengan tawa hadirin semuanya. Melukis bagi Solichedi yang masih aktif sebagai Ketua Kadin Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah pekerjaan yang rekreatif. “Ini merupakan salah satu kegemaran saya yang sempat hilang karena aktivitas saya selama ini,” ucap Solichedi yang mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Agus Sudarto yang tekun memberikan bimbingan kepada pelukis-pelukisa dadakan ini. Kolumnis seni, Triyanto Triwikromo yang hadir tak hentinya membunyikan sebuah penghargaan atas kerja keras mereka. Triyanto kemudian membacakan orasi kuratorial yang disampaikan membedah sekitar 30 karya lukisan arsitek-pelukis ini. “Jujur saja, ini merupakan kuratorial yang dadakan karena digunakan untuk membedah lukisan-lukisan dadakan dari para pelukis dadakan,” ucapnya yang kontan memantik tawa dari hadirin. Acara malam itu semakin bermakna ketika budayawan yang juga mantan arsitek Undip, Eko Budiarjo menyumbangkan sebait puisi mbelingnya. Eko Budiarjo tercatat menjadi salah satu penyumbang karya yang berjudul “Nasib Bangunan Tua”. Sarasehan ini merupakan pemanasan menuju ke pameran lukisan dari 30 arsitek-pelukis yang digelar di Gedung BI Lantai VIII pada tanggal 2 Juli 2008 hingga 4 Juli 2008. Pameran tersebut bertajuk “Arsitekstur Kota Senja” yang memamerkan karya-karya lukisan yang kebanyakan menceritakan tentang impian bangunan-bangunan tua di sudut-sudut kota lama Semarang.
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.