iLik sAs : Jemputlah Matahari Kalian!

Wiramuda yang bulan depan akan memasuki fase pendampingan, beberapa waktu yang lalu berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Koordinator Relawan JRU, iLik sAs di Warung Wedangan. Diskusi tersebut berlangsung santai. Tak hanya iLik, beberapa relawan senior JRU juga hadir untuk turut dalam diskusi yang berlangsung hangat.

Memasuki fase pendampingan tentu saja akan menjadi lembaran baru bagi seluruh Wiramuda. Wiramuda akan memulai babak pembelajaran mandiri yang harus mereka sadari sebagai sebuah implementasi pelajaran mentalitas dan keterampilan yang selama ini sudah mereka dapatkan ketika 6 bulan masa pendadaran. Pesan inilah yang menjadi fokus utama diskusi yang dipandu langsung oleh iLik sAs. Koordinator Relawan JRU yang juga Pamong sekaligus Komite Pendidikan Wiramuda tersebut berpesan jika memasuki babak baru tersebut harus membuat seluruh Wiramuda menjadi lebih rendah hati, berpikiran terbuka, dan bersemangat tinggi ketika mendapati sebuah pembelajaran nyata di medan bisnis yang terkenal keras tersebut.

“Bisnis itu intinya spiritual,” ujarnya singkat. Spiritual di sini bukan hanya bermakna sesuatu yang religius tetapi lebih kepada bisnis hanyalah persoalan matematika dengan alam. “Apa yang kita lakukan kepada alam, itulah yang kita tuai dalam kehidupan bisnis kita,” sambungnya. Hukum purba tabur-tuai sangat kental dirasakan oleh semua pebisnis, termasuk iLik dan JRU yang sudah puluhan tahun makan asam-garam di kehidupan bisnis. Pemaknaan terhadap itu tentu saja membutuhkan sebuah spiritualitas manusia, bukan hanya soal intelektual-emosional semata. Inilah pemaknaan terhadap spiritualitas yang hendak dikedepankan oleh iLik siang itu.

Lebih lanjut dalam diskusi siang itu, Sutar Adijoyo Putranto, salah satu relawan JRU yang hadir mengatakan dalam proses pembelajaran yang paling menentukan adalah keberadaan inner mentor di dalam masing-masing pribadi. Inilah etape tertinggi yang dicapai oleh manusia pembelajar. “Tidak sederhana memang proses menjadikan diri kita memiliki inner mentor tetapi ini semua selalu harus diupayakan,” pesan Sutar.

Perjalanan Wiramuda yang sudah mencapai enam bulan tentu saja membuat segalanya menjadi dinamika. Pelajaran yang lebih banyak menekankan kepada aspek mentalitas tentu saja pada beberapa sisi membuat segalanya menjadi terkesan melelahkan. Ini tentu saja wajar karena melalui Pendidikan Wiramuda, seluruh penyelenggara sebenarnya ingin menumbuhkan sebuah masyarakat berbasis nilai (value based community) yang tentu saja membutuhkan sebuah petualangan mentalitas yang pada kasus Wiramuda ini dicoba untuk diakselerasi dan dibagikan secara intensif. “Pertumbuhan mentalitas itu yang akan menjadikan kalian lebih bernilai, lebih bertanggung jawab lagi, dan harapannya memiliki kapasitas pribadi yang lebih baik ketimbang kemarin,” tutur iLik lagi.

Menutup diskusi siang tersebut, iLik berpesan satu hal kepada seluruh Wiramuda, “jemputlah matahari kalian, yakinlah kalau matahari itu semakin mendekat kepada kalian dengan nilai pribadi yang kalian miliki hari ini!” Ya, mari bersama menjemput matahari, cita-cita yang akan mengantarkan semuanya kepada kesuksesan hakiki.
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.