DARI RAPAT KERJA JRU 2010
Mempererat Jejaring menuju “Cluster-based Business System”
Tahun 2009-2010 bagi JRU adalah sebuah tahun dengan prestasi apik yang menempatkan komunitas ini semakin optimis menapak ke depan. Pertumbuhan omzet unit-unit pendampingan yang tumbuh signifikan ditunjang dengan penambahan unit pendampingan yang memberdayakan semakin banyak wirausaha-wirausaha baru. Menindaklanjuti pertumbuhan tersebut, JRU mengadakan Rapat Kerja sebagai inisiatif untuk menumbuhkan sinergi demi optimalisasi pertumbuhan.
Pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam waktu singkat bisa menumbuhkan bisnis-bisnis lainnya, pada beberapa sisi harus dipahami sebagai momentum untuk lebih mengikatkan diri dan membangun sinergi. Inilah inti pesan yang disampaikan oleh iLik sAs, Koordinator Relawan JRU pada kesempatan Rapat Kerja JRU tahun 2010 yang diselenggarakan di Hotel Pandanaran pada penghujung bulan Juli 2010 yang lalu. Sinergi ini kemudian diimplementasikan dalam 3 semangat yaitu semangat mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektualitas, semangat untuk mengembangkan kapasitas pergaulan, dan semangat untuk kesadaran meruang secara formal. Pola gerak JRU yang terkesan informal, perlahan diarahkan untuk juga terbiasa dalam nuansa semiformal yang “dituntut” pergaulan ketika saling mengakses. “Ini adalah keniscayaan karena hari ini ancaman bagi JRU adalah tumbuh lebih signifikan,” lanjut iLik sAs.
Pertumbuhan tersebut di sini dimaksudkan bukan sekadar mengembangkan skala usaha tetapi lebih banyak berorientasi pada pengembangan kapasitas mentalitas personal wirausaha yang bersangkutan. “Kegemilangan bisnis hanya akan tercermin dari pribadi-pribadi gemilang yang ada di dalamnya,” lanjut beliau dengan serius. Berbicara di depan forum 30 wirausaha mikro yang menjadi anggota dan relawan komunitas JRU, iLik kemudian menyampaikan fakta bila bisnis berbasis komunitas ini telah berjalan pada arah yang tepat. Tepat menunjukkan pertumbuhan dari hari ke hari dan tepat memenuhi cita-cita untuk terus memberdayakan wirausaha-wirausaha baru. Fakta inilah yang menunjukkan sebuah pandangan hidup JRU yaitu berprestasi dan berbuat baik. Berprestasi dalam artian mengantarkan sebuah kebaikan melalui sesuatu yang relatif terukur, berbuat baik sebagai bentuk rasa syukur sekaligus komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada sesama.
Berkaitan dengan hal tersebut, forum rapat kerja dibutuhkan untuk membangun sinergi yang lebih terkait. Apalagi ini dibarengi dengan fakta unit pendampingan JRU yang sesungguhnya merupakan rantai pasokan-permintaan yang saling menumbuhkan. Jadilah forum tersebut sebagai sarana untuk memecah kebuntuan komunikasi yang mustahil tidak terjadi di sebuah organisasi dengan puluhan ide dan kepentingan di dalamnya. Ada yang berterima kasih, ada yang menyampaikan saran, dan ada juga yang menyampaikan kritik membangun. Forum rapat kerja yang baru pertama kali diadakan di hotel tersebut, tak pelak juga diwarnai dengan canda khas komunitas mikro dan tangis kebahagiaan atas pencapaian yang bagi banyak orang sesungguhnya adalah lompatan kuantum.
Pada forum rapat kerja ini juga ditawarkan sebuah konsep optimalisasi pertumbuhan yang disebut sebagai “Cluster Management Project”. Melalui proyek inilah, skema pendampingan kewirausahaan lebih ditajamkan melalui pembentukan sistem pendampingan yang fokus pada masing-masing klaster usaha. Unit pendampingan nantinya akan dikelompokkan dalam beberapa klaster usaha. Unit pendampingan yang selama ini menjadi tumpuan komunitas seperti percetakan dan berbagai usaha grafika lainnya akan dikelompokkan menjadi klaster grafika. Klaster ini nantinya akan menjadi start awal pertumbuhan bagi klaster lainnya seperti klaster literasi. Beberapa klaster lainnya yang akan dibentuk antara lain adalah klaster teknologi informatika, klaster visual, klaster pendamping, dan rintisan klaster pembiayaan.
Klaster-klaster tersebut nantinya akan didukung oleh sebuah kelompok kerja (Pokja) Pengembangan yang mewadahi seluruh potensi pengembangan yang ada. Penyegaran ini tentu saja dimaksudkan untuk menumbuhkan kumparan yang lebih besar lagi. Lebih lanjut, penyegaran ini adalah sebuah upaya untuk menuju gerakan pendampingan unit usaha yang berbasis klaster. “Cluster-based business system” ini merupakan sebuah model pendampingan paling aktual yang pada banyak kasus menjadi modal penyusun kesuksesan sebuah bentuk pendampingan usaha.
Pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam waktu singkat bisa menumbuhkan bisnis-bisnis lainnya, pada beberapa sisi harus dipahami sebagai momentum untuk lebih mengikatkan diri dan membangun sinergi. Inilah inti pesan yang disampaikan oleh iLik sAs, Koordinator Relawan JRU pada kesempatan Rapat Kerja JRU tahun 2010 yang diselenggarakan di Hotel Pandanaran pada penghujung bulan Juli 2010 yang lalu. Sinergi ini kemudian diimplementasikan dalam 3 semangat yaitu semangat mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektualitas, semangat untuk mengembangkan kapasitas pergaulan, dan semangat untuk kesadaran meruang secara formal. Pola gerak JRU yang terkesan informal, perlahan diarahkan untuk juga terbiasa dalam nuansa semiformal yang “dituntut” pergaulan ketika saling mengakses. “Ini adalah keniscayaan karena hari ini ancaman bagi JRU adalah tumbuh lebih signifikan,” lanjut iLik sAs.
Pertumbuhan tersebut di sini dimaksudkan bukan sekadar mengembangkan skala usaha tetapi lebih banyak berorientasi pada pengembangan kapasitas mentalitas personal wirausaha yang bersangkutan. “Kegemilangan bisnis hanya akan tercermin dari pribadi-pribadi gemilang yang ada di dalamnya,” lanjut beliau dengan serius. Berbicara di depan forum 30 wirausaha mikro yang menjadi anggota dan relawan komunitas JRU, iLik kemudian menyampaikan fakta bila bisnis berbasis komunitas ini telah berjalan pada arah yang tepat. Tepat menunjukkan pertumbuhan dari hari ke hari dan tepat memenuhi cita-cita untuk terus memberdayakan wirausaha-wirausaha baru. Fakta inilah yang menunjukkan sebuah pandangan hidup JRU yaitu berprestasi dan berbuat baik. Berprestasi dalam artian mengantarkan sebuah kebaikan melalui sesuatu yang relatif terukur, berbuat baik sebagai bentuk rasa syukur sekaligus komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada sesama.
Berkaitan dengan hal tersebut, forum rapat kerja dibutuhkan untuk membangun sinergi yang lebih terkait. Apalagi ini dibarengi dengan fakta unit pendampingan JRU yang sesungguhnya merupakan rantai pasokan-permintaan yang saling menumbuhkan. Jadilah forum tersebut sebagai sarana untuk memecah kebuntuan komunikasi yang mustahil tidak terjadi di sebuah organisasi dengan puluhan ide dan kepentingan di dalamnya. Ada yang berterima kasih, ada yang menyampaikan saran, dan ada juga yang menyampaikan kritik membangun. Forum rapat kerja yang baru pertama kali diadakan di hotel tersebut, tak pelak juga diwarnai dengan canda khas komunitas mikro dan tangis kebahagiaan atas pencapaian yang bagi banyak orang sesungguhnya adalah lompatan kuantum.
Pada forum rapat kerja ini juga ditawarkan sebuah konsep optimalisasi pertumbuhan yang disebut sebagai “Cluster Management Project”. Melalui proyek inilah, skema pendampingan kewirausahaan lebih ditajamkan melalui pembentukan sistem pendampingan yang fokus pada masing-masing klaster usaha. Unit pendampingan nantinya akan dikelompokkan dalam beberapa klaster usaha. Unit pendampingan yang selama ini menjadi tumpuan komunitas seperti percetakan dan berbagai usaha grafika lainnya akan dikelompokkan menjadi klaster grafika. Klaster ini nantinya akan menjadi start awal pertumbuhan bagi klaster lainnya seperti klaster literasi. Beberapa klaster lainnya yang akan dibentuk antara lain adalah klaster teknologi informatika, klaster visual, klaster pendamping, dan rintisan klaster pembiayaan.
Klaster-klaster tersebut nantinya akan didukung oleh sebuah kelompok kerja (Pokja) Pengembangan yang mewadahi seluruh potensi pengembangan yang ada. Penyegaran ini tentu saja dimaksudkan untuk menumbuhkan kumparan yang lebih besar lagi. Lebih lanjut, penyegaran ini adalah sebuah upaya untuk menuju gerakan pendampingan unit usaha yang berbasis klaster. “Cluster-based business system” ini merupakan sebuah model pendampingan paling aktual yang pada banyak kasus menjadi modal penyusun kesuksesan sebuah bentuk pendampingan usaha.