HALAL BI HALAL JRU & ARISAN EDISI SEPTEMBER
Mengikat Silaturahmi & Memantapkan Visi

Tak terasa, libur Idul Fitri telah usai dan semuanya sudah kembali kepada rutinitas normal. Hal yang sama terjadi juga dirasakan oleh keluarga besar JRU. Mulai 16 September 2010 lalu, seluruh unit pendampingan JRU memulai aktivitasnya. Tak lupa, keluarga besar JRU juga mengadakan halal bi halal yang sekaligus dijadikan ajang arisan keluarga besar JRU edisi September.

Momentum halal bi halal sudah menjadi tradisi masyarakat kita ketika memasuki bulan Syawal. Tak ubahnya kelaziman tersebut, kerabat JRU juga menyelenggarakannya. Kegiatan halal bi halal yang mengundang seluruh relawan dan Wiramuda tersebut berlangsung sederhana di salah satu unit pendampingan JRU, Salma Card di kawasan Pondok Indraprasta. Halal bi halal yang sekaligus diselenggarakan sebagai arisan kerabat JRU edisi September tersebut menjadi ajang silaturahmi setelah seminggu lebih kerabat JRU tidak bersua.

Kegiatan halal bi halal sederhana ini menjadi sebuah awal dari semangat untuk lebih berprestasi dan berbuat baik daripada tahun dan bulan yang lalu. Syukur tersebut bukan hanya diucapkan tetapi juga dimanifestasikan ke dalam bentuk gerakan nyata. Bagi kerabat JRU, syukur tersebut tercermin bagaimana komunitas ini bertumbuh dari tahun ke tahun menjadi lebih baik. Jumlah relawan yang bergabung juga bertumbuh dari tahun ke tahun. Ini tentu saja mengindikasikan jika jumlah unit pendampingan usaha JRU tiap tahun bertambah dan bertumbuh. Berbagai kemudahan juga didapat oleh JRU pada tahun-tahun belakangan ini, kader yang ditumbuhkan dari Pendidikan Wiramuda sudah mulai menunjukkan talentanya. Pembiayaan juga bukan lagi masalah melalui kemitraan dengan berbagai pihak yang makin melapangkan jalan untuk membuat gulungan pemberdayaan lebih besar.

Memahami syukur tersebut sesungguhnya bukan persoalan sederhana. Pasalnya, hampir setiap manusia memiliki naluri dasar untuk lebih menyenangi hidup yang serba berkecukupan. Naluri tersebut tidak pernah salah, tetapi naluri tersebut hadir untuk memberikan pengajaran hidup jika hidup berkecukupan bisa menjadi pintu ke bermegah-megah. Hal ini yang tidak pernah dianjurkan oleh ajaran agama dan kepercayaan apapun. Alasannya sederhana, itu semua tentu saja berkaitan dengan keserakahan yang bisa menimbulkan disharmoni dengan alam semesta dan sesama. Pada konteks inilah, batasan antara keserakahan dan keinginan untuk mengoptimalkan peluang menjadi sangat tipis. Menjadi manusia yang bersyukur tentu saja dihadirkan sebagai medium untuk bisa menempatkan diri pada konteks mana bertindak.

Pelajaran berharga inilah yang menjadi pesan utama yang dihadirkan dalam forum halal bi halal tersebut. Hadir dalam ruang diskusi semi-formal yang hangat, semua kerabat JRU berpendapat pada sudut pandangnya masing-masing. Sembari bercerita tentang melepas kerinduan kepada kampung halaman dan kerabat, balutan syukur tersebut hadir dalam dialog. Semoga semangat bersyukur ini menjadi modal apik untuk terus berprestasi dan berbuat baik di hari mendatang. Selamat merayakan sukacita Syawal, mohon maaf lahir dan batin!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.