Semangat, Pintu Berprestasi

Setiap orang normal pasti menginginkan sukses. Tetapi tak jarang dari mereka bingung apa arti kesuksesan. Beberapa diantaranya justru mengikuti orang lain karena dirinya sendiri belum mempunyai standar mengenai kesuksesan. Sesungguhnya kesuksesan merupakan hal yang sangat personal dan bergantung pada diri sendiri, tidak ditentukan oleh orang lain.

Salah satu faktor internal terletak pada passion, etos atau semangat. Orang yang sudah memegang kunci passion, seperti orang yang mempunyai hasrat bercinta. Ia juga akan mencintai apapun yang dikerjakan. Ia tidak akan pernah malas, bosan atau jenuh terhadap apa yang dijalani. Walaupun sempat mengalami penurunan semangat, hal itu hanya sesaat. Kemudian akan pulih dan kembali bersemangat seperti baterai yang baru saja di-charge.

Memang tidak mudah menjaga api semangat terus menyala. Ada kalanya gairah hidup kita meredup. Bila hal ini terjadi, kita harus pandai-pandai menyalakan semangat yang sempat meredup tersebut. Berhentilah sejenak, kemudian bangkit dan berjalanlah ke depan. Hal ini pula yang dilakukan Richard Branson, pemilik Virgin Group. Ia bisa sukses karena memiliki etos yang besar. Menurutnya, hanya dengan spirit yang tinggi, seseorang dapat bertumbuh lebih baik.

Sebelas dua belas dengan Richard Branson, Raditya Dika juga demikian. Dia sukses sebagai penulis best-seller karena spiritnya. Ia selalu berusaha bergairah dan bersemangat menjalani hidup ini. “Kita tak pernah tahu bahwa banyak hal baru yang akan kita jalani dan akan kita pelajari  dalam hidup ini. Untuk itulah kita harus semangat,” ujarnya. Berkat semangatnya itulah, buku-bukunya seperti Kambingjantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus, Babi Ngesot, dan Marmut Merah Jambu laris manis bak kacang goreng di pasaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa strategi untuk mengelola passion. Pertama, berikan misi atau kesan pribadi pada apa yang kita inginkan. Buatlah alasan mengapa kita benar-benar menginginkannya. Misalnya, kita ingin menjadi pebisnis karena ingin membantu keluarga yang kekurangan dan mengurangi pengangguran yang ada di muka bumi. Jadi jika kita mengalami penurunan semangat dan mengingat misi atau alasan tersebut, kita akan kembali bersemangat.

Strategi kedua adalah dengan self-motivation. Kita bisa menciptakan motivation sendiri untuk menjaga api semangat tersebut. Caranya bisa dengan membuat suatu kenangan yang bisa membuat kita tergugah jika sedang down, atau nyatakan kepada diri sendiri apa yang diinginkan secara berulang-ulang. Misalnya jika kita adalah seorang penulis yang mempunyai keinginan agar buku kita segera terbit, kita bisa menciptakan afirmasi pribadi seperti, “Bukuku harus segera terbit, bukuku harus segera terbit, bukuku harus segera terbit.” Katakanlah hal ini secara berulang-ulang saat kita sedang menulis atau jika sedang mengalami kemunduran semangat.

Hal ini dirasakan cukup efektif karena benar-benar mengandalkan diri sendiri. Dengan semangat yang muncul dari dalam, seseorang akan dapat bangkit bila ia mengalami cobaan, bukan justru menyerah begitu saja. Oleh karena itu, passion, nafsu, gairah harus dijaga terus menerus. Yakinlah bahwa dengan terus mengendalikan dan menjaga semangat, baik semangat dalam bekerja, berprestasi, maupun belajar, kita akan lebih mudah menuju kesuksesan yang kita inginkan.

Semangat beretos, selamat berprestasi!


Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena

Tidak ada komentar:

Silahkan isi komentar ...

Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.