Tetaplah Bertahan dan Tetaplah Bergerak

Sukses, satu kata yang sering didengung-dengungkan. Sukses merupakan hal paten yang diinginkan setiap orang di dunia ini. Untuk menjadi sukses, setiap orang berusaha dan siap berkorban apapun. Menjadi sukses sesungguhnya adalah sebuah hal yang sederhana. Salah satu rahasia yang tidak boleh ditawar lagi adalah keberanian. Keberanian ini tidak sama dengan nekat. Keberanian yang digunakan adalah keberanian yang dilandasi oleh keteguhan untuk berjuang.

Keberanian biasanya dimulai dari keberanian bermimpi. Walaupun apa yang kita cita-citakan akan ditertawakan atau disepelekan oleh orang lain, kita harus tetap percaya dan teguh pada mimpi tersebut. Tentu keberanian kemudian dilanjutkan dengan keberanian memulai. Kita harus memulai mengambil langkah-langkah mewujudkan mimpi tersebut. Hal ini mungkin akan terdengar sepele. Namun sesungguhnya langkah awal ini membutuhkan keberanian yang lebih.

Bahkan diperlukan keberanian lebih jauh lagi untuk bisa berathan di tengah-tengah segala kesulitan, serta tantangan yang mungkin akan terasa semakin berat. Di sinlah keberanian bergerak sebagai sebuah panggilan menjadi sebuah konsistensi. Keuletan dan ketangguhan untuk bertahan inilah yang nantinya diganjar dengan keberhasilan. Kesuksesan bukan perkara yang instan.

Melainkan sebuah proses panjang penuh kerja keras yang harus kita tempuh.
Ada sebuah cerita menarik yang dapat kita teladani. Cerita ini menceritakan tentang seekor keledai yang terjatuh dan masuk kedalam sumur. Alkisah rombongan kafilah sedang mengadakan sebuah perjalanan di padang pasir. Tatkala rombongan tersebut hendak melanjutkan perjalanan setelah beberapa saat beristirahat, tiba-tiba terdengar teriakan dari sebuah lubang. Salah seorang kafilah kemudian penasaran. Dia mendekati lubang tersebut.

Di sana, salah seekor keledai dari kafilah tersebut terlihat sedang panik. Keledai itu terperosok ke dalam lubang yang ternyata adalah sebuah sumur tua yang sudah kering. Kafilah sangat bingung. Rasa kaget, kasihan, dan cemas bercampur menjadi satu. Sumur tersebut cukup dalam. Sedangkan rombongan kafilah tersebut tidak mempunyai tali yang cukup untuk menolongnya.

Setelah bermusyawarah beberapa saat, akhirnya mereka memutuskan agar keledai itu dibunuh saja. Mereka berpikir, jika keledai tersebut ditinggal begitu saja, justru dia akan mengalami penderitaan panjang karena akan mengalami kelaparan. “Mempercepat kematiannya adalah lebih baik, dibandingkan membuatnya menderita,” ujar ketua kafilah tersebut. Kemudian secara serentak, para anggota diminta untuk melemparkan batu-batu dan pasir ke dalam sumur agar si keledai segera mati.

Lemparan batu membuat si keledai berteriak-teriak kesakitan. Demikian pun seterusnya, keledai terus melonglong kesakitan. Kemudian para kafilah menggerojokkan pasir-pasir ke atas tubuh keldai agar lebih cepat mati. Keledai merasa sangat panik dan takut. Si keledai melompat kesana-sini menghindari batu-batu dan pasir-pasir itu. Tetapi pasir dan batu yang dilemparkan kepadanya semkain banyak.

Air matanya mengalir. Tubuhnya terasa sakit semua. Kulitnya pun lecet dan mulai meneteskan darah. Walaupun demikian, keldai tidak ingin mati tertimbun batu dan pasir di dalam sumur tersebut. Dia tak pantang menyerah. Sang keledai terus berusaha melompat menghindari lemparan batu dan urugan pasir.

Hari pun mulai petang, sang keledai tetap bertahan dan berusaha keluar. Bahkan gerakannya semkain liar menghindari batu dan pasir yang kian banyak. Tanpa disadari, ternyata lemparan batu dan urugan pasir ke dalam sumur tersebut justru membuat dasar sumur itu semakin lama semakin dangkal. Si keledai pun akhirnya dapat melompat dan keluar dari sumur. Para kafilah baru menyadari bahwa usahnya membunuh keladai justru dapat menolong keledai. Para kafilah sangat terharu. Mereka bersyukur akhirnya salah satu keledai andalan mereka selamat.

Deemikian pula jika kita ingin menikmati kesuksesan. Bila kita ingin sukses, kita harus memiliki keberanian bermimpi, memulai, dan bertahan. Ingat, sukses adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan waktu serta kegigihan. Oleh karena itu, kita harus tetap berjuang dan tidak mudah putus asa. Seberat dan seterjal apapun perjalanan yang kita lewati, kita harus tetap bertahan. Kita harus terus berjuang dengan penuh ketekunan.

Nilai juang dan ketekunan inilah yang memotivasi diri kita berjalan menuju puncak. Cacian, makian, hinaan, kesedihan kegalauan, atau masalah pun taka akan menjadi kendala berat jika kita mau terus berjuang. Walaupun air mata menetes, keringat mengucur, atau darah mengalair, kita haru tetap bertahan. Atau misalnya kita sudah terperosok ke dalam sumur atau jurang yang sangat dalam sekalipun, kita tidak boleh berpasrah diri. Kita harus tetap bergerak dan mencari cara agar keluar dari dalam lubang kegagalan tersebut. Yakinlah bahwa kita kan mendapatkan terang di balik kegelapan.


Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.