FORUM WEDANGAN RAMADHAN KELILING #1-SEMARANG
Ketika Idealisme Mengubah Sebuah Realitas

Kehidupan selalu memberi ruang terbaik untuk mewujudkan idealisme asalkan sang pemilik gagasan itu membuktikannya dengan bahasa perbuatan. Inilah sebuah janji alam yang terbukti nyata bagi siapa saja. Dua tamu Forum Wedangan kali ini menjadi jalan pembuktiannya. Ada Bang Idin di ranah pelestarian lingkungan dan Anthonius Riyanto di ranah kreatif perbukuan.

Forum Wedangan Ramadhan Keliling 2011 dibuka oleh kegiatan di Semarang. Borobudur Ballroom Hotel Santika Premiere Semarang menjadi saksi dari semuanya. Sekitar 240 tetamu hadir dalam Forum Wedangan yang pertama kali diselenggarakan di Bulan Ramadhan. Tamunya juga spesial, ada Bang Idin dari Komunitas Sangga Buana Jakarta yang menjadi wirausaha sosial di ranah pelestarian lingkungan. Aktivitasnya kini berbuah dengan pengelolaan lahan hingga seluas 120 hektar di bantaran Sungai Pesanggrahan di selatan Jakarta. Ada juga Anthonius Riyanto, kampiun perbukuan dari Kelompok Agromedia Pustaka yang aktif menjadi provokator perbukuan bersama dengan kompatriotnya, Hikmat Kurnia. Pencapaiannya kini adalah 17 penerbit internal dengan 6 perusahaan distribusi buku yang merupakan pemain kedua terbesar di dunia perbukuan nasional.

Ada satu benang merah yang merangkai keduanya. Idealisme. Ya, idealisme itulah yang kemudian menggerakkan keduanya mencapai titik optimal hari ini. Bang Idin mengawali karier aktivitas sosialnya sejak 1976 setelah kesal melihat kenyataan pembangunan yang menggusur romantisme Sungai Pesanggrahan yang menjadi tempat bermainnya sedari kecil. Keprihatinannya membuatnya melakukan perjalanan dengan rakit dari pelepah pisang dari hulu sungai itu di kaki Gunung Pangrango hingga ke hilir yang berada di Kapuk Muara di utara Jakarta. Pilihannya tersebut membuatnya menjadi “musuh” bagi para pengembang besar dan kelompok berpunya yang berdiam di Villa Delima Mas. Konsistensinya untuk meyakini pilihan hidupnya ini dilalui dengan jalan terjal. Semuanya akhirnya berbuah manis. Perjuangannya untuk menyelamatkan ekosistem di bantaran Sungai Pesanggrahan telah membuatnya mendapatkan konsesi lahan seluas 120 hektar kini. Bersama dengan Komunitas Sangga Buana, dirinya kini mendayagunakan lahan tersebut sebagai lahan konservasi dan pertanian produktif. “Prinsip saya sederhana, bagaimana orang bisa makan nasi dari hanya sepucuk daun singkong,” tuturnya. Dan, kini dia berhasil mewujudkan impiannya itu.

Lain ceritanya dengan Anthonius Riyanto. Dirinya sudah kenyang menjadi kampiun pemasaran di dunia perbukuan yang mengantarkannya menjadi direktur utama di salah satu kelompok penerbitan literatur pertanian terkemuka di Indonesia. Merasa tak ada tantangan lagi, dirinya kemudian membangun sebuah idealisme untuk mengubah lansekap dunia perbukuan dengan “perkawinannya” bersama Hikmat Kurnia. Agromedia Pustaka menjadi kuncinya pada 2001. Fokusnya untuk menerbitkan literatur di dunia pertanian yang menggunakan pendekatan yang semakin praktis dan aktual. Hikmat Kurnia menjadi karibnya yang mendukung untuk mewujudkan idealisme itu. Anton dan Hikmat juga memandang bisnis perbukuan ini adalah sebuah jalan untuk melibatkan lebih banyak lagi orang. Dari tangan keduanya, kini menjadi penulis bahkan penerbit buku adalah sesuatu yang semakin sederhana. Mereka berdua bahkan siap menjadi pendamping dan berbagi jalan untuk menjadi penerbit dan penulis buku yang hebat.

Forum Wedangan yang mengangkat “Socialpreneur: Semangat Membangun Perubahan Sosial” ini merupakan salah satu kegiatan forum yang diinisiasi bersama oleh JRU dan AKSI Jawa Tengah. Wakil Ketua Umum AKSI Indonesia, Septi Peni Wulandani yang hadir menyatakan jika forum ini merupakan salah satu wadah yang menakjubkan karena bisa menjadi ajang silaturahmi antarkomunitas sekaligus ajang untuk berbagi ilmu. Inilah pembuka manis bagi kegiatan Forum Wedangan Ramadhan Keliling 2011 yang akan mengunjungi berbagai komunitas di Semarang, Jogjakarta, Solo, Salatiga, dan Jepara.
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.