Selamat Datang Mas Greg!
Bulan Oktober ini, JRU kembali kedatangan saudara baru. Namanya Gregorius Rukmono. Sebelumnya dia adalah salah satu profesional. Kepada kami, dia berhikmat untuk belajar menjadi wirausaha. Semoga ini bisa menjadi pintu silaturahmi yang luar biasa untuk merajut kebermanfaatan yang besar.
Menjadi bagian dari JRU bukanlah persoalan yang sederhana. Ketika sudah berkomitmen, marilah bersama-sama membangun persenyawaan yang kuat. Seluruh relawan JRU harus mengalami satu proses standar yang berlaku jamak: proses mengembalikan diri ke titik nol. Proses inilah yang tidak sederhana. Melalui proses ini, seluruh relawan JRU diajak untuk berekreasi jiwa dengan menumbuhkan jiwa melayani dan bertumbuh dalam komunal. Filosofi tersebut telah berujung hasil pada Wiramuda dan beberapa relawan muda yang kini bertumbuh mantap menjadi wirausaha. Bukan sekadar wirausaha memang, tetapi mereka sedari dini telah memiliki sebuah kesadaran untuk membagikan nilai pribadi untuk kebermanfaatan komunal. Sebuah nilai kewirausahaan sosial yang kini tengah menjadi salah satu isu penting dalam aras kewirausahaan.
Tantangan tersebut diambil dengan sadar sepenuhnya oleh Gregorius Rukmono. Pria ini sebelumnya menjadi direktur di salah satu pusat pendidikan dan pelatihan pemberdayaan masyarakat terbaik di Indonesia. Tertarik atas cerita yang disampaikan oleh pasangan suami-istri wirausaha sosial yang luar biasa, Bambang Ismawan dan Silvia Ismawan, Greg memantapkan diri untuk meretas karier sebagai wirausaha. Kariernya di Bina Swadaya tidaklah buruk, tetapi cita-cita untuk melayani dan berdikari agaknya menjadi lebih besar. “Saya terinspirasi dari kata-kata Bu Silvi (Silvia Ismawan-red) yang mengatakan jika JRU adalah pengentas kemiskinan sesungguhnya,” ujarnya. Pilihan tersebut direstui oleh Bambang Ismawan, pendiri Yayasan Bina Swadaya dan sang istri yang sudah menganggap Greg tak ubahnya anaknya sendiri. “Bagi sebuah kebaikan, beliau berdua pasti mendukung,” tutur pria yang pernah menjadi biarawan tersebut.
Sama seperti relawan muda lainnya, Gregorius kini menjalani proses “pemurnian” dengan menjadi pelayan di Warung Wedangan. Agung Sulistiarto, sang pendamping mengatakan, Warung Wedangan sebagai warung komunitas adalah medium yang saat ini terbaik untuk menumbuhkan perasaan tumbuh dalam komunitas bagi JRU. Belajar dari warung ini, sesungguhnya kita juga tengah belajar untuk memadukan nilai bisnis ideal dengan komitmen pemberdayaan. Seluruh pegawai Warung ini adalah penduduk di Kelurahan Plombokan yang senantiasa distimulasi untuk percaya diri dan bertumbuh menjadi pribadi baru yang lebih bernilai. Tidak ubahnya seorang pegawai warung, Mas Greg juga berkewajiban untuk mencuci piring, melayani tamu, hingga bersih-bersih lingkungan. “Inilah proses untuk menumbuhkan jiwa nirstatus yang membuat kita dapat beradaptasi dan terbuka di lingkungan manapun,” tutur Agung ketika dimintai pendapat.
Sebagai sebuah komunitas yang saat ini semakin terbuka dan progresif, proses pendampingan seperti ini adalah sebuah proses pencarian talenta berbakat sebagai wirausaha sosial. Memiliki lebih banyak orang yang mampu memahami nilai dan perilaku sebagai wirausaha sosial sesungguhnya adalah sebuah investasi jangka panjang bagi konstruksi masyarakat yang ideal di masa mendatang. Inilah yang senantiasa difokuskan oleh iLik sAs, Founder JRU dalam berbagai kesempatan. Investasi terbesar saat ini bukan hanya melulu soal nominal, tetapi menemukan talenta yang berkomitmen itulah baru tantangannya. Selamat datang Mas Greg! Semoga dirimu bisa menjadi laskar perubahan sesaat lagi!
Menjadi bagian dari JRU bukanlah persoalan yang sederhana. Ketika sudah berkomitmen, marilah bersama-sama membangun persenyawaan yang kuat. Seluruh relawan JRU harus mengalami satu proses standar yang berlaku jamak: proses mengembalikan diri ke titik nol. Proses inilah yang tidak sederhana. Melalui proses ini, seluruh relawan JRU diajak untuk berekreasi jiwa dengan menumbuhkan jiwa melayani dan bertumbuh dalam komunal. Filosofi tersebut telah berujung hasil pada Wiramuda dan beberapa relawan muda yang kini bertumbuh mantap menjadi wirausaha. Bukan sekadar wirausaha memang, tetapi mereka sedari dini telah memiliki sebuah kesadaran untuk membagikan nilai pribadi untuk kebermanfaatan komunal. Sebuah nilai kewirausahaan sosial yang kini tengah menjadi salah satu isu penting dalam aras kewirausahaan.
Tantangan tersebut diambil dengan sadar sepenuhnya oleh Gregorius Rukmono. Pria ini sebelumnya menjadi direktur di salah satu pusat pendidikan dan pelatihan pemberdayaan masyarakat terbaik di Indonesia. Tertarik atas cerita yang disampaikan oleh pasangan suami-istri wirausaha sosial yang luar biasa, Bambang Ismawan dan Silvia Ismawan, Greg memantapkan diri untuk meretas karier sebagai wirausaha. Kariernya di Bina Swadaya tidaklah buruk, tetapi cita-cita untuk melayani dan berdikari agaknya menjadi lebih besar. “Saya terinspirasi dari kata-kata Bu Silvi (Silvia Ismawan-red) yang mengatakan jika JRU adalah pengentas kemiskinan sesungguhnya,” ujarnya. Pilihan tersebut direstui oleh Bambang Ismawan, pendiri Yayasan Bina Swadaya dan sang istri yang sudah menganggap Greg tak ubahnya anaknya sendiri. “Bagi sebuah kebaikan, beliau berdua pasti mendukung,” tutur pria yang pernah menjadi biarawan tersebut.
Sama seperti relawan muda lainnya, Gregorius kini menjalani proses “pemurnian” dengan menjadi pelayan di Warung Wedangan. Agung Sulistiarto, sang pendamping mengatakan, Warung Wedangan sebagai warung komunitas adalah medium yang saat ini terbaik untuk menumbuhkan perasaan tumbuh dalam komunitas bagi JRU. Belajar dari warung ini, sesungguhnya kita juga tengah belajar untuk memadukan nilai bisnis ideal dengan komitmen pemberdayaan. Seluruh pegawai Warung ini adalah penduduk di Kelurahan Plombokan yang senantiasa distimulasi untuk percaya diri dan bertumbuh menjadi pribadi baru yang lebih bernilai. Tidak ubahnya seorang pegawai warung, Mas Greg juga berkewajiban untuk mencuci piring, melayani tamu, hingga bersih-bersih lingkungan. “Inilah proses untuk menumbuhkan jiwa nirstatus yang membuat kita dapat beradaptasi dan terbuka di lingkungan manapun,” tutur Agung ketika dimintai pendapat.
Sebagai sebuah komunitas yang saat ini semakin terbuka dan progresif, proses pendampingan seperti ini adalah sebuah proses pencarian talenta berbakat sebagai wirausaha sosial. Memiliki lebih banyak orang yang mampu memahami nilai dan perilaku sebagai wirausaha sosial sesungguhnya adalah sebuah investasi jangka panjang bagi konstruksi masyarakat yang ideal di masa mendatang. Inilah yang senantiasa difokuskan oleh iLik sAs, Founder JRU dalam berbagai kesempatan. Investasi terbesar saat ini bukan hanya melulu soal nominal, tetapi menemukan talenta yang berkomitmen itulah baru tantangannya. Selamat datang Mas Greg! Semoga dirimu bisa menjadi laskar perubahan sesaat lagi!