Sinau Bareng bersama Silverius Oscar Unggul

Setelah cukup lama tak mengadakan Sinau Bisnis Bareng mentor dari luar, kali ini Rumah Belajar Jaringan RumahUSAHA kembali mengundang orang-orang TOP untuk diajak belajar dan berbagi bersama. Tepat Jumat, 11 Januari 2013 kemarin, Silverius Oscar Unggul atau yang sering disapa dengan Onte, berbagi pengalaman dan sharing tentang perjalanan karir dan hidupnya dengan tema “Membangun Keswadayaan Melalui Social Entrepreneurship”.

Kegiatan Sinau Bareng yang seperti biasa diadakan di Rumah Belajar, Jalan Brotojoyo Raya 1-G/7 Pondok Indraprasta Semarang kali ini cukup berlangsung secara khusus. Mengapa? Karena tak hanya mendatangkan tamu dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tetapi Sinau Bareng kali ini berlangsung kurang lebih selama tiga jam yaitu mulai pukul 14.30 sampai dengan 17.30 WIB.

Silverius Oscar Unggul yang merupakan Presiden Direktur Radio Swara Alam dan Televisi Kendari ini membuka kegiatan Sinau Bareng dengan suasana yang sangat santai. Dengan penuh lelucon yang asyik, ia berkisah tentang prosesnya menuju kesuksesannya sebagai tokoh pelestarian lingkungan hidup dan hutan hari ini, termasuk menceritakan asal-usul nama panggilannya Onte yang berarti “Orang NTT”. “Ya, saya itu orang NTT yang lahir di Kendari,” tegasnya.

Sebagaimana pemuda desa, sejak remaja Onte sangat mencintai dan menggemari alam. Hobinya naik-turun gunung pun masih terus berlangsung hingga masa kuliahnya di Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari. Hingga akhirnya membuka mata hatinya saat menemui kenyataan pahit bahwa kondisi alam yang seharusnya lestari sekarang ini justru rusak parah ulah orang-orang tak bertanggung jawab.

Berangkat dari keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan hidup dan hutan-hutan di Indonesia, ia bersama timnya Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Cinta Alam (Yascita) sebagai langkah awal investigasi terhadap kerusakan lingkungan hutan akibat pembalakan liar yang terjadi selama ini. Kini, ia telah berhasil mendampingi beberapa kawasan hutan rakyat, kurang lebih 200.000 hektar di Papua, 10.000 hektar di Kendari, dan 1.000 hektar di Kulon Progo, dan lain sebagainya.

Masih dengan cerita santainya nan humoris, ia juga menceritakan awal mulanya ia mendirikan Radio Swara Alam pada tahun 2000 dan Televisi Kendari pada tahun 2003 sebagai alternatif media yang netral untuk dikonsumsi masyarakat. Kendari TV yang ia beri slogan "Semua untuk Semua", sebenarnya terinspirasi oleh kutipan Bung Karno yang menyatakan "Semua kekayaan Indonesia utk Semua rakyat Indonesia”.

Melalui sepak terjang tersebut, ayah tiga anak ini pun dipercaya menjadi narasumber untuk pelestarian hutan dan lingkungan hidup di sejumlah forum nasional dan internasional sekelas International World Economic Forum di Davos, Swiss dan forum-forum PBB sekalipun. Bahkan ia tercatat beberapa kali menerima penghargaan. Di antaranya Conde Nast Traveler Environmental Award, New York 2008, Social Entrepreneur of The Year 2008 Ernst and Young 2008 dan Young Global Leader pada tahun 2009.

Melalui pengalaman-pengalamannya di masa lampau, ia menjelaskan bahwa semua sukses berawal dari proses. “Hal kecil yang kita kerjakan sekarang akan menjadi pegangan kita di hari esok. Sama halnya jika kita menanam pohon atau justru menebangnya di masa sekarang, dampak positif ataupun negatif tersebut akan kita rasakan di masa akan datang,” tuturnya.

Di akhir acara, ia pun diberikan kehormatan untuk bernyanyi bersama dengan JRUkustik, kelompok musik akustik JRU. Sungguh kegiatan sharing yang luar biasa Sinau Bareng bersama Sang Raja Hutan ini. Great!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.