Forum Nandur Becik #6 : Blockchain Discussion
Rabu (11/06) lalu, Rumah Sasongko kembali menghadirkan Forum
Nandur Becik #6 . Cukup lama vakum pasca FNB#5 bulan September tahun lalu,
nyatanya tak membuat forum ini sepi peminat. Hal ini terlihat dari antusiasme
peserta yang hadir. Lebih dari 100 peserta datang dari latar belakang dan
komunitas yang berbeda. Tujuannya sama untuk sinau bareng dan berjejaring,
sesuai dengan tagline Rumah Sasongko “Merawat Persaudaraan”.
Mengangkat
tema tentang Blockchain Discussion, acara yang dipandu
oleh Muhamy Akbar ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Parama Prenjana seorang blockchain
enthusiast dan owner dari Output
Studio, Bapak Regi Wahyu CEO of
HARA, dan Bapak Gatot Prasetyo seorang banking
expert.
Lagu Manusia Setengah Asa dari Narajiwa membuka Blockchain Discussion
sore ini.
Di awal pembuka, Muhamy Akbar memberi gambaran singkat tentang Rumah Sasongko yang
merupakan salah satu inkubator start up
yang bergerak di industri kreatif seperti digital musik, ilustrasi, desain
grafis, dll.
Mengawali
diskusi, Muhamy Akbar memberikan gambaran secara umum tentang blockchain, di
mana dua tahun terakhir dirinya menjadi bagian dalam tim riset blockchain di
Rumah Sasongko. Menyambung opening dari Muhamy Akbar, Parama mendiskripsikan
tentang blockchain dimulai dari sejarah, hingga hal-hal yang melatarbelakangi
munculnya blockchain ini. Blockchain sendiri merupakan sebuah jembatan menuju
dunia baru internet, di mana kita bisa memiliki sebuah data yang
terdesentralisasi atau tidak terpusat.
Di
sesi berikutnya, Pak Regi Wahyu yang juga merupakan Co-founder of Dattabot menambahkan jika blockchain sendiri
merupakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga hal ini
memungkinkan untuk membentuk sebuah ekosistem yang bisa saling sharing dan mendapat
keuntungan. Saat ini Pak Regi sendiri fokus mengembangkan HARA, sebuah ekosistem yang bergerak
pada agriculture sector.
Setelah
mendengar dan tahu apa itu blockchain dari penjelasan Parama dan Pak Regi, kini
giliran Pak Gator Prasetyo memberikan gambaran umum blockchain dari persepektif
perbankan, yaitu bagaimana bank bisa bersinggungan dengan blockchain.
Dan
sebagai closing di penghujung acara, Mas iLik sAs sebagai founder Rumah
Sasongko mengingatkan kita semua untuk membuka diri dan terus belajar.
Mengambil istilah “melompat pagar “, Mas iLik mengajak kita untuk melakukan
sesuatu melebihi batas kemampuan yang dimiliki.
Pukul
17. 30 sesi diskusi berakhir, seiring berkumandangnya Adzan Maghrib. Kemudian
acara dilanjutkan dengan makan bersama nasi ayam dan diskusi santai. Pada sesi
inilah ajang untuk berjejaring dan membangun relasi antar peserta yang datang
dari berbagai komunitas.
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...