Semangat ...

Pengantar Redaksi :
Bersemangat dengan tampil menjadi sesuatu yang baru adalah sebuah kebaruan yang harus dicoba siapa saja untuk menjemput esok hari yang harus lebih baik daripada hari ini. Inilah tulisan pertama debutan baru penulis di RumahUsaha.com. Datang dari Pamong Pendidikan Wiramuda yang akan secara berkala menjumpai Anda dengan catatan yang juga dipublikasikan di blog-nya. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati!

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.42 WIB, saat saya menerima sebuah email dari seorang sahabat yang bekerja di Surabaya. Sahabat saya bercerita tentang bagaimana dia menyemangati hidupnya saat pekerjaan yang dia miliki sekarang ini membuat semangat kerjanya melorot dan napasnya tinggal satu satu ...

Dia bercerita bahwa hanya dengan mengubah penampilannya, cukup dengan mengubah warna rambutnya dari hitam menjadi highlight, dia merasa dirinya berubah menjadi orang yang baru dan mempunyai semangat yang baru juga. Dia juga bercerita tentang perubahan struktur organisasi di perusahaannya yang intinya pemimpinnya juga berubah. Kalau pemimpin berubah, biasanya suasana kerja pasti juga berubah. Hal ini membuat sahabat saya harus menyesuaikan dengan kondisi / suasana kerja yang baru, yang mau tidak mau, enak tidak enak harus dihadapi.

Sahabat saya ini punya cara yang bagus, saat semangat kerjanya drop, hanya dengan membuat penampilan yang lebih fresh dan setiap pagi hari saat akan berangkat kerja, cukup berafirmasi dalam hati ... "saya siap untuk bekerja lebih baik dan akan selalu lebih baik di saat-saat yang akan datang" ... maka suasana kerja yang tidak menyenangkan menjadi nyaman.

Membaca email sahabat saya, mengingatkan saya pada sebuah cerita tentang DAPUR KEHIDUPAN. Cerita ini saya dapat saat surfing di sebuah situs, ceritanya tentang seorang gadis yang mengeluh kepadanya ibunya tentang kehidupan yang harus dihadapi. Tanpa berkata sepatah katapun, sang ibu mengajak anak gadisnya ke dapur. Si ibu menyiapkan tiga buah panci yang berisi air mendidih.

Panci pertama diisi dengan wortel, panci kedua diisi dengan telur dan panci ketiga diisi dengan kopi. Beberapa menit kemudian masing-masing isi panci tu dipindahkan ke mangkuk terpisah. Si ibu lalu meminta putrinya untuk memotong wortel dan telur, serta menghirup aroma kopi.

"Ibu, apa makna semua ini ?" tanya putrinya dengan nada heran.

"Air panas adalah lambang kesulitan hidup," kata ibunya.

"Wortel yang dimasukkan ke air panas menjadi lembek, sedangkan telur menjadi lebih keras, dan kopi mengubah air menjadi minuman yang nikmat," sambung ibunya lagi.

"Dalam kesukaran hidup, yang mana yang akan kau pilih anakku ?" tanya ibumya.

"Apakah engkau akan menjadi lembek dan menyerah, atau engkau akan menjadi keras, atau mungkin engkau akan mengubah kesulitan menjadi suatu kemenangan ? semuanya terserah kepadamu karena engkau sendirilah yang menjadi 'koki' kehidupanmu," demikian nasehat ibunya.

Sahabat saya memilih untuk membuat dirinya lebih fresh, penuh semangat dan bekerja dengan lebih baik.

Eko Widhiandoko
Pamong Pendidikan Wiramuda

Tidak ada komentar:

Silahkan isi komentar ...

Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.