GIZ Jerman Kunjungi UKM Industri Kreatif

Beberapa UKM di ranah industri kreatif di Semarang pada Rabu (23/2) yang lalu mendapa kunjungan dari Konsultan Senior GIZ di Jawa Tengah, Klaus Peter Berkemeyer. Di antara industri kreatif tersebut adalah keluarga besar JRU. Simak safari kunjungan yang juga didampingi oleh fungsionaris Kadin Jawa Tengah tersebut.

Badan Kerjasama Internasional Jerman (GIZ) telah beberapa tahun belakangan ini membantu Pemerintah Jawa Tengah dalam mengembangkan ekonomi lokal. GIZ yang didirikan pada 1 Januari 2011 ini merupakan penggabungan dari beberapa badan kerjasama sebelumnya yaitu GTZ, InWent, DED, dan KfW. Salah satu karya nyata yang dilakukan mereka adalah pendirian klaster industri rotan di Gatak, Sukoharjo yang digagas bersama antara GTZ, Kantor Bank Indonesia Semarang, Pemprov Jateng dan didukung oleh Bank Jateng.

Hal tersebut mengemuka dalam dialog santai yang terjalin antara Sutar Adijoyo Putranto, Ria Agustina, dan Shinta Nurcahyaning Latri, ketiganya relawan JRU, ketika menerima kunjungan usaha dari Konsultan Senior GIZ di Jawa Tengah, Klaus Peter Berkemeyer. Pria berkebangsaan Jerman yang lebih senang dipanggil Pak Pitt tersebut memperkenalkan diri untuk mengawali karier konsultannya di Jawa Tengah. Pitt akan berkantor selama 2 tahun ke depan di Jawa Tengah untuk membantu mengembangkan ekonomi lokal. Fokus untuk tahun pertama kariernya di provinsi ini adalah mendampingi kompetensi teknologi informasi bagi pengembangan UMKM di Jawa Tengah.

Pitt datang ke markas Cantik Handycraft tersebut didampingi oleh fungsionaris Kadin Jawa Tengah dari PP-UMKM dan PUPUK Kadin Jawa Tengah. Kunjungan tersebut dilakukannya sebagai bagian dari observasi lapangan mengenai kondisi UMKM di Jawa Tengah, utamanya di industri kreatif. Di Cantik Handycraft, Pak Pitt terkesan dengan berbagai bentuk suvenir dan produk kerajinan yang berbahan dasar alamiah seperti berbagai kreasi dari daun kering. Kreativitas awak Cantik Handycraft yang memanfaatkan limbah kertas menjadi suvenir notes dengan desain etnik yang menarik juga menjadi perhatiannya. “Ini bagus karena produk seperti ini berbasis pada kreativitas,” tuturnya.

Selain berkunjung ke Cantik Handycraft, Pak Pitt dan rombongan juga menyempatkan diri mengunjungi Puspa Offset. Supardi, relawan JRU yang juga Koordinator Puspa Offset, menjelaskan jika JRU merupakan komunitas industri kreatif yang saat ini banyak mengembangkan kreativitas di bidang grafika. Bekal kompetensi desain grafis kemudian dieksekusi melalui beberapa mesin cetak yang dimilikinya. Agung Kurniawan, relawan JRU yang juga menjadi aktivis di PUPUK Kadin Jawa Tengah, kemudian juga memberikan keterangan jika prinsip yang dikembangkan JRU adalah pendampingan, bukan sekadar berteori atau bahkan berdiskusi wacana saja. “Semua harus langsung praktik,” ujarnya yang kemudian disambut tawa Pak Pitt yang terkesan.

Setelah mengunjungi dua unit JRU dan beberapa industri kreatif lainnya, Pak Pitt dan rombongan kemudian diterima untuk santap siang bersama Founder JRU, iLik sAs dan beberapa relawan JRU. Rombongan diterima di Warung Wedangan, lokasi kumpul komunitas yang menjadi favorit bagi relawan JRU. “Dari semua yang saya lihat, seharusnya apa yang dilakukan JRU ini bisa menjadi model bagi tempat-tempat lainnya,” tutur Pak Pitt. Model industri kreatif yang dikembangkan bersama JRU ini apabila dikombinasikan dengan kompetensi teknologi informasi akan menjadi kekuatan dahsyat bersama. “Masa depan kita hari ini akan lebih banyak ditentukan oleh dunia teknologi informasi, jadi siapapun harus menyiapkan diri untuk itu,” lanjutnya. Semoga kunjungan ini bermanfaat sekaligus memupuk kesadaran bersama kita, para pejuang wirausaha mikro-kecil, untuk bangkit dan terus percaya diri!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.