AKSI BUDAYA JRU :
Pameran Tunggal Prologue Damtoz Andreas Dibuka
Aksi budaya JRU kali ini bekerjasama dengan Galeri Bu Atie menggelar pameran tunggal perupa dari Magelang, Damtoz Andreas. Pameran dengan tajuk Prologue ini akan berlangsung 3-10 Juni 2011 di Galeri Bu Atie, Jalan Borobudur Utara 6 Semarang.
Tak seperti biasanya, ruas di Borobudur Utara Raya yang biasanya sepi tersebut salah satu ruasnya dipenuhi sepeda motor dan mobil yang berjajar rapi. Obor juga dipasang pertanda ada satu perhelatan di rumah itu. Ya, itulah suasana di Galeri Bu Atie milik pelukis Atie Krisna yang menyatu dengan kediamannya di Jalan Borobudur Utara Raya no. 6 Semarang.
Malam itu, Jumat (3/6) dihelat sebuah syukuran sederhana pembukaan pameran tunggal perupa Damtoz Andreas yang diberi tajuk Prologue. Penyelenggaranya Jaringan RumahUSAHA dan Galeri Bu Atie. Atie Krisna pada sambutan tuan rumahnya menyampaikan perasaan haru karena pembukaan pameran tersebut disesaki oleh sahabat dan kawan komunitas kesenian yang datang. Ada dari komunitas Byar, Orat-Oret, Hysteria, dan kantong kesenian dari beberapa kampus.
Pameran dengan tajuk Prologue tersebut dimaksudkan oleh Damtoz sebagai awal dari karier kesenimanannya yang dimulai secara serius sejak 2009. Suami dari sastrawan Dorothea Rosa Herliany ini menyampaikan jika pameran ini merupakan sebuah lompatan besar dalam kariernya yang semoga menjadi doa baik untuk selanjutnya. Damtoz memang tidak main-main, 12 karya yang dipamerkan malam itu merupakan awal dari etape pameran tunggal selanjutnya yang akan diusung di Berlin, Jerman. Damtoz akan berpameran dalam rangka Jakarta-Berlin Art Festival di Berlin pada pertengahan Juni hingga awal Juli mendatang. Baginya, ini adalah pameran tunggal kedua di Jerman setelah pada 2009 yang lalu dirinya juga berpameran di Koeln, Jerman ketika mendapat stipendium dan residensi seni dari Heinrich Boll Foundation.
Pameran yang dikurasi oleh Wicaksono Adi tersebut kemudian dibuka oleh salah satu pelukis kenamaan Indonesia, Deddy PAW. Pelukis dengan deretan reputasi internasional tersebut menyampaikan kekagumannya atas keberanian sahabatnya ini. "Tidak banyak seniman Indonesia yang berani berpameran tunggal dalam waktu yang sesingkat Damtoz," ujar Deddy dengan berbinar. Lebih daripada itu, Deddy kemudian bercerita tentang bagaimana lansekap industri seni mendatang. Industri seni dunia akan ditopang oleh pergerakan dari Asia dan itu akan diisi oleh seniman dari China, India, dan Indonesia. "Jadi, jangan ragu berkarya, terutama untuk kawan-kawan muda dan buktikan kita memang bisa," tuturnya menambahkan.
Aksi budaya kali ini tentu saja merupakan bukti apresiasi sekaligus stimulasi aksi kreativitas bagi siapapun yang ingin bergerak kreatif. Tak ada kata yang tak mungkin bagi siapapun yang ingin mengupayakan dirinya maksimal. Tetap jaga semangat kreatif!
Tak seperti biasanya, ruas di Borobudur Utara Raya yang biasanya sepi tersebut salah satu ruasnya dipenuhi sepeda motor dan mobil yang berjajar rapi. Obor juga dipasang pertanda ada satu perhelatan di rumah itu. Ya, itulah suasana di Galeri Bu Atie milik pelukis Atie Krisna yang menyatu dengan kediamannya di Jalan Borobudur Utara Raya no. 6 Semarang.
Malam itu, Jumat (3/6) dihelat sebuah syukuran sederhana pembukaan pameran tunggal perupa Damtoz Andreas yang diberi tajuk Prologue. Penyelenggaranya Jaringan RumahUSAHA dan Galeri Bu Atie. Atie Krisna pada sambutan tuan rumahnya menyampaikan perasaan haru karena pembukaan pameran tersebut disesaki oleh sahabat dan kawan komunitas kesenian yang datang. Ada dari komunitas Byar, Orat-Oret, Hysteria, dan kantong kesenian dari beberapa kampus.
Pameran dengan tajuk Prologue tersebut dimaksudkan oleh Damtoz sebagai awal dari karier kesenimanannya yang dimulai secara serius sejak 2009. Suami dari sastrawan Dorothea Rosa Herliany ini menyampaikan jika pameran ini merupakan sebuah lompatan besar dalam kariernya yang semoga menjadi doa baik untuk selanjutnya. Damtoz memang tidak main-main, 12 karya yang dipamerkan malam itu merupakan awal dari etape pameran tunggal selanjutnya yang akan diusung di Berlin, Jerman. Damtoz akan berpameran dalam rangka Jakarta-Berlin Art Festival di Berlin pada pertengahan Juni hingga awal Juli mendatang. Baginya, ini adalah pameran tunggal kedua di Jerman setelah pada 2009 yang lalu dirinya juga berpameran di Koeln, Jerman ketika mendapat stipendium dan residensi seni dari Heinrich Boll Foundation.
Pameran yang dikurasi oleh Wicaksono Adi tersebut kemudian dibuka oleh salah satu pelukis kenamaan Indonesia, Deddy PAW. Pelukis dengan deretan reputasi internasional tersebut menyampaikan kekagumannya atas keberanian sahabatnya ini. "Tidak banyak seniman Indonesia yang berani berpameran tunggal dalam waktu yang sesingkat Damtoz," ujar Deddy dengan berbinar. Lebih daripada itu, Deddy kemudian bercerita tentang bagaimana lansekap industri seni mendatang. Industri seni dunia akan ditopang oleh pergerakan dari Asia dan itu akan diisi oleh seniman dari China, India, dan Indonesia. "Jadi, jangan ragu berkarya, terutama untuk kawan-kawan muda dan buktikan kita memang bisa," tuturnya menambahkan.
Aksi budaya kali ini tentu saja merupakan bukti apresiasi sekaligus stimulasi aksi kreativitas bagi siapapun yang ingin bergerak kreatif. Tak ada kata yang tak mungkin bagi siapapun yang ingin mengupayakan dirinya maksimal. Tetap jaga semangat kreatif!