PEMBERDAYAAN KAMPUNG A LA JRU DI KELURAHAN BARUSARI
Dari Atas Kali Kami Berkarya

Keberadaan komunitas kampung tidak akan pernah dapat terlepaskan dari konsep pemberdayaan. Dari satuan inilah, simbiosis mutualisme antara konsep pemberdayaan dengan masyarakat akan tercipta dengan harmonis. JRU mencoba mengawinkan itu semua dengan sebuah inisiatif pemberdayaan masyarakat RT 06 RW 05 Kelurahan Barusari dalam sebuah konsep Kampung Produktif. Simak ceritanya berikut ini :

Apa yang Anda bayangkan dengan kata “kampung”? mungkin saja diksi tersebut bersinggungan erat dengan sederet terma yang konteksnya selalu kurang mengenakkan. Tetapi, dengan berlandaskan ketulusan, diksi “kampung” ini akan menjadi sebuah kekuatan baru yang luar biasa. Dari kampung, sebuah usaha komunal bisa berlangsung berdampingan dengan pranata rumah tangga secara harmonis. Dari kampung, konsep pemberdayaan yang selama ini terkesan elitis akan mendapatkan bentuk konkretnya dan langsung dipraktikkan. Bekal inilah yang kemudian menebalkan inisiatif pasangan Sutar Adijoyo Putranto dan Ria Adijoyo, pasangan relawan JRU untuk berkiprah lebih di kampungnya.

Bertalian dengan proses pembangunan balai warga di RT 06 RW 05 Kelurahan Barusari, pasangan tersebut kemudian mencoba mengoptimalkan keberadaan balai tersebut sebagai pusat aktivitas warga. Terutama aktivitas yang sifatnya produktif sebagai kontribusi untuk memberikan tambahan pendapatan bagi warga sekitar yang relatif berada pada klasifikasi menengah ke bawah. Balai yang berada di atas kali kampung tersebut kemudian disulap menjadi sebuah pusat aktivitas warga untuk bereksperimen di bidang kriya. Tak main-main, seorang kreator kerajinan dari bahan baku limbah alamiah dari Jogjakarta didatangkan untuk berbagi dan mendampingi. Sugeng, sang kreator tersebut berkreasi untuk membuat buku tamu yang keluar dari pakem dengan menggunakan desain sampul yang memanfaatkan limbah alamiah.

Konsep pemberdayaan yang dilakukan pun sederhana. Ibu-ibu dan perempuan yang ada di kampung tersebut umumnya masih banyak beraktivitas mengurus rumah tangga. Waktu luang setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah tangga kemudian diisi dengan kegiatan produktif berupa produksi karya kreatif tersebut. Secara keterampilan, mereka akan didampingi oleh Sugeng yang khusus bermukim di Semarang untuk kegiatan ini dan secara manajerial, Sutar Adijoyo akan mengambil peranan untuk mewartakan bagaimana proses produktif ini harus berjalan berkesinambungan. “Sebenarnya tidak ada yang rumit, karena ini adalah bagian dari proses pendampingan hanya konteks lokasinya saja yang ada di kampung dengan ibu-ibu tentu saja,” tutur Sutar yang telah berpengalaman mendampingi beberapa wirausaha grafika kreatif ini.

Ya, kini di balai warga yang berada di atas kali tersebut selalu ada kegiatan yang bermanfaat untuk warga sekitar. Di jam kerja, ada puluhan ibu-ibu dan perempuan yang asyik menyimak dan berkreasi. Di sore hari, ada kegiatan PKK seperti Posyandu dan arisan ibu-ibu. Di malam hari, giliran bapak-bapak memanfaatkan untuk kegiatan olahraga ringan dan pertemuan. Gunawan, salah seorang pengurus RT setempat mengaku sangat apresiatif dengan upaya yang dilakukan oleh Sutar, istrinya, dan kelompok JRU ini. “Bagaimanapun juga, keberadaan balai ini sudah selayaknya dioptimalkan benar sebagai pusat kegiatan warga yang positif dan produktif,” tuturnya. Selama berkarya… dari atas kali kita berkarya bersama! 
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.