SAFARI KOMUNITAS JRU
JRU Kunjungi Klaster Ettawa dan Magno Design
Sebagai bagian dari Safari Komunitas JRU, kali ini JRU mengunjungi klaster industri kreatif yang berada di Kabupaten Temanggung. Kedua klaster tersebut adalah KUB Lestari Mandiri dan Magno Design. Satu berada di Kecamatan Kranggan dan satu lainnya berada di Kecamatan Kandangan. Perjalanan menyusuri jalanan di kaki Gunung Sindoro-Sumbing kali ini menyimpan banyak cerita.
Dingin. Itu adalah atmosfer pertama yang menyergap ketika memasuki Kabupaten Temanggung. Kabupaten yang dikenal sebagai surga tembakau tersebut ternyata menyimpan banyak potensi lainnya selain sebagai daerah agrobisnis berbasis temabakau. Salah satunya adalah peternakan kambing peranakan Ettawa yang dikembangkan oleh KUB Lestari Mandiri di Kecamatan Kranggan. Tidak hanya peternakan biasa yang disajikan, tetapi sebuah peternakan terpadu yang mengolah seluruh aspek produktivitas dari kambing tersebut. KUB yang kini beranggotakan 15 petani peternak kambing tersebut telah berhasil membudidayakan 90 ekor Ettawa di kandang komunal yang berada di Kranggan tersebut.
Bila biasanya kambing Ettawa lebih banyak digunakan untuk kontes kambing, di KUB ini Ettawa dibudidayakan untuk diambil susunya. Bukan hanya susu segar yang dihasilkan, tetapi juga susu bubuk instan, es krim, susu beku, pangsit susu kambing, yoghurt, dan sabun kecantikan. Susu yang telah diolah tersebut kini juga dilengkapi dengan produksi pupuk organik cair dari urine kambing dan pupuk kompos padatan dari feses. "Benar-benar ini merupakan sebuah miniatur dari peternakan yang bebas sampah," tutur iLik sAs, Founder JRU yang khidmat menyimak penjelasan dari Ketua KUB, Sonny. KUB Lestari Mandiri ini juga merupakan sebuah KUB yang padat penghargaan. Kementerian Pertanian pada 2010 juga memberikan penghargaan sebagai kelompok tani yang berinisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Beralih dari dunia agrobisnis, rombongan Safari Komunitas JRU antara lain iLik sAs, Ririn Narulita, Agung Kurniawan, Sutar Adijoyo Putranto, dan Adhimmas Nugroho bergerak ke Magno Design di Kecamatan Kandangan. Berada di tengah pemukiman pedesaan, industri kreatif ini menghasilkan radio dengan desain full kayu yang cantik. Produknya kini 95% diekspor dengan distributor utama yang berada di Eropa, Amerika, dan Asia Timur. Singgih Kartono, sang desainer dan Founder Magno Design meyakini jika bisnis yang dijalankannya ini hanya mengalir begitu saja. Sarjana Desain Produk dari ITB ini mengaku hanya ingin kembali ke kampung kelahirannya di Desa Kandangan. Keahliannya di bidang desain produk kemudian diimplementasikan melalui kreasi produk berbasis kayu yang mengahsilkan antara lain berbagai peralatan tulis, kompas, mainan anak-anak, hingga radio.
Safari kali ini juga mengikutsertakan Mukhammad Maulana dari Bank Sahabat Purba Danarta dan Louis Je Tonno dari Komunitas Ting Kreatif. Rombongan safari juga dipersilakan untuk melihat proses produksi yang berada satu halaman dengan rumah sang pendiri. Proses produksi yang disajikan relatif sederhana tetapi menggunakan prinsip industri yang ramah lingkungan. Di samping pabrik yang bersih, rapi, dan sistematis ada juga kebun pembibitan tanaman yang merupakan bagian dari komitmen Singgih dan Magno Design untuk memberikan nilai tambah kepada alam. "Saya masih menyimpan obsesi untuk lebih memberdayakan masyarakat sekitar melalui tanaman kopi," tutur Singgih sembari menerawang ke cakrawala ketika ditanya apa yang akan menjadi lanjutan dari pekerjaannya hari ini. Ah... ternyata semakin banyak saudara kita yang sadar dan peduli untuk memberdayakan masyarakat!
Dingin. Itu adalah atmosfer pertama yang menyergap ketika memasuki Kabupaten Temanggung. Kabupaten yang dikenal sebagai surga tembakau tersebut ternyata menyimpan banyak potensi lainnya selain sebagai daerah agrobisnis berbasis temabakau. Salah satunya adalah peternakan kambing peranakan Ettawa yang dikembangkan oleh KUB Lestari Mandiri di Kecamatan Kranggan. Tidak hanya peternakan biasa yang disajikan, tetapi sebuah peternakan terpadu yang mengolah seluruh aspek produktivitas dari kambing tersebut. KUB yang kini beranggotakan 15 petani peternak kambing tersebut telah berhasil membudidayakan 90 ekor Ettawa di kandang komunal yang berada di Kranggan tersebut.
Bila biasanya kambing Ettawa lebih banyak digunakan untuk kontes kambing, di KUB ini Ettawa dibudidayakan untuk diambil susunya. Bukan hanya susu segar yang dihasilkan, tetapi juga susu bubuk instan, es krim, susu beku, pangsit susu kambing, yoghurt, dan sabun kecantikan. Susu yang telah diolah tersebut kini juga dilengkapi dengan produksi pupuk organik cair dari urine kambing dan pupuk kompos padatan dari feses. "Benar-benar ini merupakan sebuah miniatur dari peternakan yang bebas sampah," tutur iLik sAs, Founder JRU yang khidmat menyimak penjelasan dari Ketua KUB, Sonny. KUB Lestari Mandiri ini juga merupakan sebuah KUB yang padat penghargaan. Kementerian Pertanian pada 2010 juga memberikan penghargaan sebagai kelompok tani yang berinisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Beralih dari dunia agrobisnis, rombongan Safari Komunitas JRU antara lain iLik sAs, Ririn Narulita, Agung Kurniawan, Sutar Adijoyo Putranto, dan Adhimmas Nugroho bergerak ke Magno Design di Kecamatan Kandangan. Berada di tengah pemukiman pedesaan, industri kreatif ini menghasilkan radio dengan desain full kayu yang cantik. Produknya kini 95% diekspor dengan distributor utama yang berada di Eropa, Amerika, dan Asia Timur. Singgih Kartono, sang desainer dan Founder Magno Design meyakini jika bisnis yang dijalankannya ini hanya mengalir begitu saja. Sarjana Desain Produk dari ITB ini mengaku hanya ingin kembali ke kampung kelahirannya di Desa Kandangan. Keahliannya di bidang desain produk kemudian diimplementasikan melalui kreasi produk berbasis kayu yang mengahsilkan antara lain berbagai peralatan tulis, kompas, mainan anak-anak, hingga radio.
Safari kali ini juga mengikutsertakan Mukhammad Maulana dari Bank Sahabat Purba Danarta dan Louis Je Tonno dari Komunitas Ting Kreatif. Rombongan safari juga dipersilakan untuk melihat proses produksi yang berada satu halaman dengan rumah sang pendiri. Proses produksi yang disajikan relatif sederhana tetapi menggunakan prinsip industri yang ramah lingkungan. Di samping pabrik yang bersih, rapi, dan sistematis ada juga kebun pembibitan tanaman yang merupakan bagian dari komitmen Singgih dan Magno Design untuk memberikan nilai tambah kepada alam. "Saya masih menyimpan obsesi untuk lebih memberdayakan masyarakat sekitar melalui tanaman kopi," tutur Singgih sembari menerawang ke cakrawala ketika ditanya apa yang akan menjadi lanjutan dari pekerjaannya hari ini. Ah... ternyata semakin banyak saudara kita yang sadar dan peduli untuk memberdayakan masyarakat!