JRU Bersilaturahmi dengan AIESEC-ers

Silaturahmi membawa rezeki. Ungkapan itu tampaknya benar adanya. Jaringan RumahUSAHA yang merupakan sebuah komunitas pendampingan kewirausahaan sosial dengan akar di kampung diberi kesempatan untuk bersilaturahmi dengan sekitar 230 generasi muda pilihan dari AIESEC. Komunitas mahasiswa yang hadir di ratusan negara ini kemarin menggelar sebuah konferensi nasional dengan tajuk Indonesia Youth Leader Conference 2011 di Kudus. JRU menjadi salah satu bagian yang berbagi di dalamnya.

Bertemu dengan ratusan anak muda yang memiliki sebuah “passion” berkelas internasional di Indonesia adalah sebuah semangat tersendiri. Inilah yang dirasakan oleh relawan JRU yang pada Senin (28/11) lalu berkesempatan untuk berbagi inspirasi kewirausahaan sosial di Indonesian Youth Leader Conference 2011 yang diselenggarakan oleh AIESEC Indonesia di Kudus. Pada kesempatan ini, Founder JRU, iLik sAs berbagi langkah-langkah sederhana yang terbukti praktis untuk membangun mentalitas sebagai seorang wirausaha sosial. Isu kewirausahaan sosial diangkat oleh AIESEC Indonesia sebagai sebuah gerakan di tahun mendatang yang akan diimplementasikan di 8 kota di mana AIESEC Indonesia beroperasi secara lokal.

Pada kesempatan tersebut, iLik sAs yang telah 16 tahun lebih berkiprah di dunia kewirausahaan, merangkum langkah sederhana tersebut dalam 4 segmen. Segmen pertama adalah bagaimana seorang wirausaha sosial tersebut harus dapat berpikir sederhana. Berpikir sederhana ini bukanlah sesuatu yang ringan apalagi bagi para mahasiswa yang sudah terlanjur kental dengan balutan akademis. Segmen kedua adalah menjadi diri sendiri. Otentisitas adalah sesuatu yang penting. Melalui kanal tersebut, seluruh potensi diri keluar dan menjadi sebuah potensi tampak yang dapat didayagunakan untuk kesuksesan. “Pelajaran terbesar bagi setiap manusia adalah mencari otentisitas dirinya sendiri,” tuturnya bersemangat.

Segmen selanjutnya adalah bagaimana seorang wirausaha harus memiliki semangat juang yang besar dan menyala. Menyalakan semangat juang ini tidak cukup dengan kata-kata tetapi juga dengan rangkaian aksi yang benar-benar dihayati dan dirasakan sebagai bagian dari proses hidup. Semangat juang ini juga harus didukung oleh sebuah kecerdasan spiritual tinggi yang menjadikan seseorang senantiasa memandang sesuatu dengan kedalaman dan reflektif. “Tidak ada keberhasilan yang instan, jika ada silakan kalian cepat-cepat menggugatnya,” ucap iLik sAs dengan penuh kesungguhan. Terakhir yang menjadi sebuah pemuncak adalah sebuah kecerdasan kedayatahanan. Setiap pribadi yang berhasil memiliki filosofi untuk senantiasa berjalan menjalani hidup ini dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Ini dilakukannya sebagai sebuah karya kehidupan yang diyakininya sepenuh hati.

Turut bersama iLik sAs pada kesempatan tersebut antara lain relawan JRU Arif Yudith, Agung Sulistiarto, Heruningsih Kusumaningrum, Agung Kurniawan, Shanty Rosalia, Benny, dan Adhimmas Nugroho. Arif Yudith dan Benny yang tengah merintis sebuah proyek musik komunal di JRU menampilkan kebolehannya dengan bermain akustik. Audiens yang berjumlah 230 orang dari seluruh Indonesia dan 8 negara di dunia tersebut tak ubahnya penonton konser dadakan yang turut larut bernyanyi bersama. Arif dan Benny membawakan dua lagu yaitu “Sahabat Kecil” dan “Mars Wiramuda” dengan iringan petikan gitar akustik. Audiens bernyanyi bersama dan memberikan aplaus panjang di akhir penampilan. Antusiasme inilah yang menjadi sebuah suvenir tersendiri bagi relawan JRU yang turut dalam rombongan. Melihat itu semua, seakan membayangkan sebuah wajah optimisme masa depan Indonesia. Semoga!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.