Berkat Rhoma Irama, Akbar Berjaya di Pekan Komunikasi 2013

Muhamy Akbar Iedani, relawan muda Jaringan RumahUSAHA, menjadi salah satu pemenang dalam Pekan Komunikasi 2013 Universitas Indonesia. Muhamy bersama dengan tim menjadi satu-satunya delegasi Universitas Diponegoro yang menjadi finalis dalam kompetisi perencanaan kehumasan dalam Pekan Komunikasi 2013 UI. Ajang ini merupakan salah satu ajang bergengsi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang membuktikan supremasi keterampilan dan kompetensi di ranah komunikasi praktis.

Berbekal dengan proposal pemenangan bagi pasangan calon gubernur Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko, Akbar—begitu sapaan akrabnya—menjadi finalis. Pendekatan yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Undip ini didasarkan oleh fakta lapangan jika masyarakat Jawa Tengah sebagian besar masih tergantung dari kehidupan pertanian dan hidup di pedesaan.

Pendekatan yang dilakukan mengambil berbagai program pemberdayaan di sektor pertanian sebagai salah satu strategi kampanye bagi pasangan yang diusung oleh PDI-Perjuangan ini. Proposal ini dinilai merupakan praktik komunikasi politik yang cerdas dan etis di tengah carut-marut kehidupan politik Indonesia yang semakin buram.

Pekan Komunikasi 2013 adalah sebuah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI untuk menguji keterampilan dan kompetensi di ranah komunikasi praktis. Di tahun ini, ada 3 bidang yang menjadi ajang pertandingan, ketiganya adalah PR Vaganza (kehumasan), Journalight (jurnalisme), dan AdWar (periklanan).

Tema yang diusung tahun ini berkaitan dengan pesta demokrasi lokal yang dimampatkan pada tahun ini serta menyambut pesta demokrasi nasional di tahun mendatang. Tema-tema lomba yang diusung juga tidak jauh dari kajian Komunikasi Politik. Berbeda dengan fakta lapangan yang carut-marut, peserta Pekan Komunikasi 2013 diwajibkan untuk membuat perencanaan dan implementasi program yang sifatnya menyenangkan, cerdas, dan setia mengusung nilai etika. Inilah oase akademik yang coba ditawarkan oleh kampus.

Jalan Akbar menjadi pemenang ketiga dalam PR Vaganza ini bukanlah jalan yang lurus membentang. Sesampainya di Jakarta pada 17-19 April 2013 lalu, mereka harus menghemat stamina dengan kewajiban mengikuti seminar tentang politik etis yang disampaikan oleh berbagai figur publik terkemuka Indonesia. Ringkasan untuk kompetisi final baru diberikan di malam hari dan kelompok Akbar dengan bendera “Decode” ini mendapatkan tugas untuk menyusun rencana kampanye Rhoma Irama sebagai presiden.

Tampil sebagai tim yang tidak diunggulkan karena hanya satu-satunya dari Semarang dan mendapat profil yang relatif memiliki resistensi tinggi di mata publik, Decode berusaha percaya diri mengumpulkan data dan terobosan strategi yang mampu mengubah arus persepsi publik. “Saya banyak menggunakan pendekatan pemberdayaan dan kewirausahaan sosial dalam penyusunan proposal-proposal tersebut,” komentarnya singkat mengenai apa yang ditawarkannya kepada dewan juri.

Dirinya mengakui jika pengalamannya beberapa bulan belakangan sewaktu dirinya memutuskan bergabung menjadi relawan muda di JRU membuka horizon pemikirannya bila sebuah pendekatan akan lebih ideal bila dilakukan secara riil secara konteks dan berkelanjutan di sisi kontennya. “Inilah salah satu penekanan pada konsep berwirausaha sosial di komunitas ini,” tambahnya. Medali perunggu kini diraihnya bersama dengan tim yang menjadi satu-satunya delegasi dari Semarang tersebut.

Selamat Mas Akbar!
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.