Memanusiakan Karyawan

Tidak ada keajaiban dalam sukses sebuah bisnis selain daripada bagaimana memberlakukan karyawan sebagai manusia. Demikian yang senantiasa ditegaskan Akio Morita, pendiri perusahaan elektronik terkenal Sony Corporation.

Penegasan filosofi dasar Morita tersebut tentu sangat mendasar. Untuk itu setiap karyawan musti diperlakukan sebagai salah satu stake holder yang potensial, bukan hanya sebagai sarana untuk mendatangkan keuntungan bisnis semata. Pegawai merupakan pilar penting karena mereka adalah bagian  vital dari sebuah usaha.

Tanpa kompromi pula saya percaya bahwa usaha yang kita kembangkan apakah kelas menengah, kecil atau mikro, sumber daya manusia didalam itulah yang pertama senantiasa saya perhatikan. Terlebih mereka yang mampu memberikan kerja, talenta, kreatifitas, inovasi, dan semangat pada lini  bisnis utama.

Nah sangat logis jika salah satu tugas seorang entrepreneur yang paling penting adalah memperhatikan hal-hal tersebut di lingkungan bisnisnya. Proses seleksi dan kaderisasi (pelatihan dan pengembangan) sumber daya manusia tidak akan optimal jika seorang entrepreneur tidak memberi stimulan keteladanan.

Seperti yang berulang kali saya singgung bahwa yang paling utama dalam bisnis adalah karakter orang-orangnya. Terutama sekali tentu adalah kekuatan kultur mental entrepreneurnya sendiri. Lantaran bagian awal terpenting dalam menjalankan usaha adalah menciptakan kultur dan mengelola setiap individunya dengan baik yaitu dengan memanusiakan manusia (ngewongke wong). Sadar atau tidak kita kerap terjebak menganggap karyawan adalah sebuah mesin.

Memang tidak mudah membangun sebuah kultur yang terdiri dari beragam karakter manusia. Tapi percayalah sebagai entrepereneur yang gigih dan tangguh kita musti mampu mengarahkan corporate culture untuk tetap menghormati karyawan sebagai manusia yang berhak atas hidupnya sendiri sekaligus sebagai aset usaha yang paling berharga di bisnis kita.
Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.