Semeleh

Setiap orang pastinya memiliki sesuatu keinginan yang ingin dicapai. Namun, bagaimana bila sesuatu tersebut tak kunjung tercapai? Mungkin akan muncul perasaan seperti marah, jengkel, kecewa bahkan hingga bisa menjadi frustasi. Begitu juga saat kita pada kondisi yang penuh dengan tekanan, dihadapkan pada situasi sulit ataupun mendapatkan imbas kemarahan dari orang lain.

Tumpukan amarah dan rasa kecewa sering kali menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses mencapai tujuan. Seringkali energi kita habis disebabkan tarikan – tarikan emosi yang kita rasakan, sehingga hanya akan menjadi beban yang tidak membuat apa yang kita kerjakan menjadi maksimal.

Namun bagaimana dengan orang-orang sukses yang bisa mencapai tujuan mereka? Apakah mereka tidak mengalami situasi sulit seperti yang kita rasakan? Orang sukses bisa jadi menghadapi situasi yang lebih sulit dari yang kita rasakan. Tapi tentunya terdapat hal-hal yang dilakukan untuk mensiasati situsi sulit, sehingga mereka dapat melanjutkan proses kehidupan hingga dapat mencapai apa yang yang diinginkan.

Salah satu cara untuk mensiasati keadaan sulit yaitu dengan merubah cara pandang dalam menghadapi suatu permasalahan. Terdapat salah satu petuah Jawa yang mengatakan, dalam menjalankan hidup kita perlu “ semeleh”. Semeleh berasal dari kata seleh yang berarti meletakkan. Bila diartikan secara menyeluruh, semeleh ialah bagaimana kita meletakan sesuatu dengan apa adanya serta pada tempatnya. Dengan lebih sederhananya yaitu menerima keadaan dengan apa adanya.

Sebenarnya ungkapan semeleh tidaklah mengajarkan kita untuk mengalah pada keadaan. Tidak juga dengan menerima keadaan tanpa berusaha melakukan yang terbaik. Semeleh ialah menerima kenyataan, bahwa kita perlu memahami bahwa tidak semua keadaan dapat kita ubah. Mau menerima kenyataan dengan lapang dada merupakan suatu hal yang membutuhkan keberanian. Orang yang berani menerima kenyataan akan cenderung lebih mudah menerima dan luwes.

Oleh karena itu, menjadikan diri lebih semeleh dapat membantu kita dalam menjalani hidup pada situasi-situasi sulit. Berat ringannya hidup seseorang tidak ditentukan dari jenis masalahnya, namun seberapa mampu mensiasatinya dengan mengubah sudut pandang terhadap suatu masalah.

Tidak ada komentar:

Silahkan isi komentar ...

Supported by LumbungMedia.com. Diberdayakan oleh Blogger.